Share

Bab 33. Serangan dari Warga

Audrey mencium pucuk kepala anaknya agar tenang, lalu mengembuskan napas panjang. Dia segera melangkah keluar.

"Maaf, Bapak-bapak, Ibu-ibu. Ada apa ini?" tanyanya, bingung.

"Sekarang juga kamu pergi dari rumah ini, komplek kami! Kamu durhaka, nanti jadi maling kundang!" bentak salah seorang pria paruh baya.

Audrey menutupi kedua telinga Dianti untuk meminimalisir rasa kaget karena bentakan itu. "Maaf, sebelumnya. Saya selama ini hanya diam. Bapak-Ibu tak menegur pun saya ikhlas menjalaninya. Namun, kenapa masih disalahkan?"

Seorang ibu maju lalu berkata dengan nada keras, "Nggak usah pura-pura nggak tahu! Kamu sudah tidak menganggap mertuamu lagi. Kami takut dengan azab yang akan datang, kalau di komplek ini ada menantu durhaka sepertimu!"

"Ya, betul!" Semua kompak menyahut.

Dianti menangis semakin kencang.

Audrey kewalahan, hanya bisa menitikkan air mata, lalu menghapusnya cepat, karena merasa rapuh. "Maaf, sebelumnya. Ini rumah suami saya. Kami berhak tinggal di sini. Sebenarnya, bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status