Share

Gombal

"Astagfirullahaladzim ... Guci kesayangan mama!"

Dari lantai dua, aku melihat Mama berlari kecil menghampiri serpihan guci yang sudah berserak di lantai. Mas Fariz yang menyadari apa yang baru saja dia lakukan langsung mundur tiga langkah.

"Ya Allah, Guci antik ini Mama beli di Mall Dubai, waktu pulang haji. Barang langka ini. Ukiran kaligrafinya bahkan lebih rapi daripada potongan bewok kamu." Mama mendelik pada Mas Fariz yang hanya bisa meringis.

"Ya udah naik haji lagi aja, Ma. Siapa tahu nemu yang baru," tanggapnya santai yang mengundang omelan Mama.

"Kamu pikir segampang itu?! Antrian haji itu panjang banget, Fariz!" Mas Fariz hanya bisa menghela napas, mendengar omelan Mamanya. Jujur, aku mengapresiasi tindakannya. Di saat seperti ini dia bahkan tak berniat membela diri. "Pokoknya mama nggak mau tahu. Kumpulin serpihannya, terus susun dan lem sampe utuh lagi!"

"Busyet. Fariz masih harus balik kerja lagi, Ma!" sanggahnya memelas.

"Mama nggak peduli. Bukannya toko kamu ada penang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status