Share

Terus Terang

"Yaelah nih anak berdua suruh benerin Guci malah uwu-uwuan di sini." Mama muncul entah dari mana. Menenteng dua totebag berukuran senang.

Aku langsung membenahi posisi, sementara Mas Fariz masih saja rebahan di lantai, belum menyadari.

Tuk!

Terdengar bunyi nyaring saat Mama mengetukkan punggung tangannya di dahi Mas Fariz.

"Sadarlah, Balita Kadaluwarsa! Meleyot sampe nggak kira-kira."

Mas Fariz langsung terlonjak. Refleks dia bangkit, lalu duduk bersila, meraih kembali serpihan Guci dan lem yang tadi.

"Nih, pulang dari arisan mama sempet beli pizza. Dimakan mumpumg masih anget. Bobanya juga." Mama mengeluarkan satu box pizza, lalu tiga cup minuman boba. "Itung-itung imbalan benerin Guci!"

"Duh, tau aja Mama kalau Fariz lagi lape--"

Plak!

Mama memukul tangan Mas Fariz.

"Cuci tangan dulu. Habis pegang lem juga."

Mas Fariz menghela napas, lalu bangkit dengan sedikit enggan.

"Kamu juga, Sayang!" Mama beralih padaku dengan nada yang lebih lembut.

Aku mengangguk, lalu mengekori Mas Fariz u
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status