Share

Pamit

Lima tahun sebelumnya ....

"Suci!"

Kualihkan pandangan dari deretan mie instan yang baru saja ditata di atas rak khusus, dalam Toko Sembako Bapak yang setahun terakhir ini kukelola. Sembari berdiri tegak di balik etalase, kutatap lelaki berkulit putih yang baru saja datang dengan ransel besar yang melekat di punggung lebarnya.

Aku terdiam sejenak, menatap wajah dan barang bawaannya bergantian. Perasaanku tiba-tiba tak enak. Aku merasa dia datang dengan kabar yang kurang menyenangkan.

"Ada apa, Mas? Mau ke mana, kok tumben banyak bawaannya?"

Lelaki itu mengusap tengkuk salah tingkah, tampaknya ia ragu untuk mengutarakan maksud sebenarnya.

"Nggak apa-apa, Mas. Bilang aja!" Melihat keraguan dalam dirinya, akhirnya aku berinisiatif untuk memulainya.

Mas Ali maju selangkah, lelaki yang dua tahun terakhir membimbingku menuju jalan hijrah itu tampak semakin gelisah.

"Jadi, gini, Ci ... hari ini saya dan semua keluarga mau pindah ke Jakarta."

Deg!

"Dan rencananya saya juga mau ambil beasiswa
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status