Share

Bab 14

Diana terperanjat. Pinjam?

Tadi Diana juga mengatakan pinjam dan akan dikembalikan pada Intan setelah sudah ada uang. Jadi, dia tidak membantah ucapan Intan.

Akan tetapi, dalam hati, Diana menyalahkan Intan yang begitu perhitungan dengan suaminya sendiri. Keluarga Intan sudah meninggal semua, buat apa uangnya jika tidak diberikan pada Keluarga Wijaya?

Rudi menggelengkan kepala. "Aku akan cari cara sendiri, tidak perlu pinjam uangmu."

Setelah itu, Rudi berbalik badan dan berjalan ke luar.

Semua orang di ruangan menatap Intan. Intan pun memberi salam. "Kalau tidak ada urusan lain, aku kembali ke kediamanku dulu."

"Intan, berhenti!" Wajah Diana menjadi masam. Di bawah pengaruh marah, dia tidak lagi batuk atau lemas. Bagaimanapun, dia telah mengonsumsi sebutir pil dari Tabib Riel.

Intan menatap lurus pada Diana. "Ada apa, Ibu?"

Diana menasihatinya, "Aku tahu kamu sudah masuk ke istana dan mohon Yang Mulia, tapi kamu bodoh. Kalau Linda menikah dengan keluarga kita dan memiliki jasa lagi ke depannya, Keluarga Wijaya-lah yang akan mendapat kehormatan dan kamu akan memperoleh keuntungan. Kalau sudah banyak, kamu mungkin bisa mendapat gelar kehormatan kalau beruntung."

Intan tidak membantah. "Ibu benar."

Melihat Intan patuh seperti biasanya, Diana merasa puas dan melanjutkan, "Sepuluh ribu tahil tidak banyak bagimu. Ditambah konde dan aksesori, paling-paling hanya dua atau tiga ribu tahil. Kamu saja yang bayar."

Intan mengangguk. "Baik."

Diana menghela napas lega dan berpikir Intan hanya mengambek barusan. Dia tersenyum seraya berkata, "Intan memang pengertian. Jangan khawatir, kalau Rudi berani menyakiti hatimu, Ibu tidak akan memaafkannya."

Brina yang berdiri di samping sangat cemas. Mengapa Intan begitu bodoh sampai membiayai suaminya menikahi selir dengan harta bawaannya? Ini sangat keterlaluan.

Tepat saat itu, Intan menoleh pada Brina dan bertanya, "Jadi, mahar dan maskawin totalnya tiga belas ribu tahil. Bagaimana dengan resepsi? Berapa biayanya?"

Brina berucap dengan kesal, "Total biaya resepsi dan yang lain butuh ribuan tahil. Kamu juga mau bayar?"

Jika Intan bodoh, biarlah dia bodoh.

Intan menjawab seraya tersenyum, "Boleh, nanti suruh Jenderal buatkan slip pinjaman untukku. Aku akan ambilkan uang setelahnya."

Selain keluarga Gerald, semua orang menjadi jengkel.

Diana membentak, "Omong kosong! Mana ada suami yang harus buat slip pinjaman kalau pinjam uang istrinya?"

Intan termangu. "Kalau tidak buat slip pinjaman, mana bisa bilang itu pinjam? Ibu tadi juga bilang pinjam, bukan? Membuat slip pinjaman saat meminjam uang itu wajar. Aneh kalau tidak mau buat slip pinjaman!"

"Lalu ... katanya suami tidak perlu buat slip pinjaman saat meminjam uang istrinya, tapi juga tidak ada suami yang menggunakan harta bawaan istrinya sebagai mahar untuk menikahi selir. Kalau orang-orang tahu, Jenderal akan kehilangan muka dan Keluarga Wijaya akan menjadi bahan tertawaan. Aku juga berpikir demi reputasi Keluarga Wijaya. Ibu, benar tidak?" ujar Intan sambik berdiri tegak.

Wajah Diana menjadi sangat masam. "Aku baru bilang kamu pengertian ...."

"Menjunjung tinggi reputasi Keluarga Wijaya juga pengertian, bukan?" Intan tersenyum seraya membungkuk ke depan untuk menepuk punggung Diana. "Ibu, jangan marah. Ibu baru minum obat kemarin, khasiatnya mungkin bisa bertahan selama 5 hari. Setelah itu, Tabib Riel tidak akan datang lagi untuk mengobati Ibu."

"Apa katamu?" Diana langsung memegang tangan Intan dan menoleh padanya. "Kejam sekali kamu! Kamu menyuruh Tabib Riel berhenti mengobatiku?"

Shayna mendorong Intan dan meneriakinya, "Intan, kamu menyuruh Tabib Riel berhenti mengobati Ibu? Kamu mau bunuh Ibu?"

Intan mengibaskan tangannya. Shayna mundur dua langkah karena energi kuat yang mendorongnya, dia nyaris terjatuh jika tidak berpegangan pada sandaran kursi.

Shayna terkejut. Mengapa tenaga Intan bisa sebesar itu?

Intan berkata dengan cuek, "Shayna, jaga tutur katamu. Kemarin, Tabib Riel sendiri yang bilang tidak akan datang lagi. Kalian bisa tanyakan sendiri, dia yang tidak mau datang atau aku yang menyuruhnya tidak usah datang lagi."

Setelah itu, Intan berbalik badan dan berjalan keluar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status