Share

Bab 18

"Cih!" cibir Mutiara. "Mahar sebesar sepuluh ribu tahil? Mereka pikir Keluarga Wijaya itu keluarga bangsawan? Saat Nona nikah waktu itu, Nyonya hanya terima mahar ribuan tahil. Rugi sekali!"

Intan merasa sedih. "Ya, aku dijual dengan harga murah."

Mutiara pun tertawa, tetapi tiba-tiba menangis setelah itu. Nona telah banyak dirugikan setelah menikah. Nyonya percaya Rudi akan menepati janji untuk tidak memiliki selir. Alhasil, itu hanyalah kebohongan yang membuat kehidupan Nona menjadi kelam.

Mutiara menyeka air matanya, lalu pergi mengambil sup biji teratai dan sup sarang burung walet. Dia juga mengajak pelayan yang lain untuk makan bersama.

Dekret cerai dari Yang Mulia masih dirahasiakan sampai saat ini. Tentu saja, semua pelayan yang dibawa dari Keluarga Belima setia dan dapat diandalkan. Tidak masalah jika mereka tahu. Bagaimanapun, mereka harus membuat persiapan lebih dulu.

Satu-satunya kekhawatiran Intan adalah Yang Mulia tidak menurunkan dekret yang menyetujui mereka cerai. Diceraikan oleh suami dan cerai berbeda jauh.

Wanita yang telah diceraikan tidak akan dapat memiliki harta bawaannya.

Secara logika, itu hanya memerlukan satu dekret. Mengapa ditunda selama itu? Mungkinkah Yang Mulia ingin menurunkan dekret cerai itu setelah mereka menikah?

Benar-benar tersiksa! Intan sama sekali tidak ingin tinggal di Kediaman Jenderal lagi.

Beberapa saat setelah itu, Intan mengajak kakak iparnya, Selen, untuk serah terima catatan keuangan. Namun, terjadi serangkaian masalah menjengkelkan dalam beberapa terakhir sehingga hal itu tertunda.

Selen tidak ingin mengambil alih kerepotan itu.

Sebenarnya, Selen sangat bersimpati pada Intan. Namun, suaminya mengatakan Keluarga Wijaya akan memperoleh banyak keuntungan jika menikahi Linda karena Linda adalah penyebab utama dari penundukkan Biromo.

Departemen Militer tahu akan hal itu.

Akan tetapi, mereka menukar jasa tersebut dengan pernikahan sehingga Yang Mulia tidak melakukan pengaturan lain. Kini, Yang Mulia ingin membina jenderal muda. Dengan menikahi Linda, Keluarga Wijaya akan memiliki banyak tiga jenderal sehingga Yang Mulia pasti akan memberi penghargaan besar pada mereka. Apalagi Intan adalah putri dari Keluarga Bangsawan Belima.

Keluarga Bangsawan Belima telah memberi jasa yang sangat besar bagi pemerintah dan Negara Runa. Kecuali Raja Aldiso dapat menaklukkan Wilayah Manuel, tidak ada yang bisa menandingi jasa Keluarga Bangsawan Belima.

"Kak Selen!" Intan menyerah catatan keuangan pada Selen. "Ini kas Keluarga Wijaya sekarang. Detail penyewaan ladang dan tanah setiap tahun juga ada di sini. Pemasukan tahun ini sudah terpakai semua. Sembilan ratus tahil di kas ini pinjam dariku. Aku mau tagih sekarang. Apa Kak Selen keberatan?"

"Tagih? Kalau begitu, bukankah tidak ada uang sama sekali di kas?" tanya Selen dengan kaget.

Intan menjawab, "Kalau masing-masing keluarkan sedikit uang, itu cukup untuk melewati kesulitan. Selain itu, honorarium Ayah, Kakak dan Rudi dibayar per bulan. Kalau hemat-hemat, pasti cukup untuk membiayai keperluan hidup."

"Kenapa bisa Keluarga Wijaya jadi miskin begini?" Selen sangat kebingungan. Tentu saja, dia tidak mencurigai Intan. Sebelum Intan menikah ke sana, Keluarga Wijaya telah mengalami krisis keuangan dan mengurangi banyak pelayan. Setelah Intan menikah, dia membawa banyak pelayan dan pengawal, serta menanggung sebagian besar pengeluaran keluarga dan biaya obat Diana. Dengan demikian, keberlangsungan hidup Keluarga Wijaya masih terjamin.

"Tidak tahu," jawab Intan.

Intan tahu betul, alasan pertama adalah penyakit Diana yang harus berobat sepanjang tahun. Obat yang dikonsumsinya juga sangat mahal.

Alasan kedua adalah ketidakmampuan dalam berbisnis. Bukannya melanjutkan bisnis yang sudah ada, Keluarga Wijaya malah menjual toko-toko itu. Uangnya pun habis dipakai karena berfoya-foya.

Pemasukan yang lain adalah biaya sewa dari dua toko, ladang sawah, serta honorarium ayah, paman, kakak, dan Rudi.

Tanpa Kediaman Jenderal yang dianugerahkan oleh Mantan Kaisar, Keluarga Wijaya mungkin bahkan tidak sanggup membeli rumah.

Di ibu kota, ada banyak pejabat yang tidak sanggup membeli rumah. Wakil Kepala Departemen Personalia pun baru membeli rumah tahun lalu. Dengar-dengar, dia harus meminjam uang untuk bisa membeli rumah dengan tiga halaman itu. Sudah cukup untuk menjaga kehormatan.

"Intan, aku tidak bisa mengurus keuangan ini, kamu saja yang urus." Selen sangat pusing. Tidaklah mudah untuk menyuruh masing-masing anggota keluarga mengeluarkan uang untuk mengisi kas keluarga.

Intan tersenyum seraya berujar, "Tidak masalah, Kak Selen urus dulu untuk sementara. Setelah Jenderal Linda menikah, kamu bisa serahkan padanya dengan alasan tidak enak badan."

Selen pun tidak berdaya. Sebelumnya, Intan mudah diajak bicara. Sekarang, Intan berbicara dengan lembut, tetapi perkataannya tegas tak terbantahkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status