Share

Akad kedua (21+)

Berpuluh-puluh tahun dia merasakan cinta yang bertepuk sebelah tangan, dan pasti itu rasanya pedih sekali. Seperti luka tergores pisau berkarat, lalu tidak sengaja tersiram air cuka. Pedih tak terperi.

“Apa masih ada kesempatan untuk saya sekali lagi, Ra?” Ragu aku bertanya, takut mendapat penolakan karena dia sudah terlalu sakit.

“Saya tidak mau menjadi pelarian cinta kamu, Mas. Saya tidak akan berharap lagi, karena sekarang saya hanya akan berharap kepada Allah dan tidak pernah mencintai siapa pun selain Dzat Yang Maha Memberi Cinta.”

“Saya akan secepatnya menikahi kamu. Itu pun jika kamu tidak keberatan dan tidak menolak.”

“Apa karena wanita bernama Kanaya sudah menolak cinta kamu, Mas?”

Aku mengambil napas dalam-dalam mendengar pertanyaan dari Ranara. Jujur untuk saat ini aku belum bisa merasakan cinta kepada dia. Tapi melihat kesetiaan Rana yang hingga sekarang masih melajang karena belum bisa melupakanku, sepertinya tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status