Share

Hadiah terindah

Adim buru-buru berlari menuju ke parkiran bandara, Papa dan Elmer menjemput suami Dena itu yang tampak khawatir, terlihat dari wajahnya yang panik.

"Adim!" teriak Elmer sembari mengangkat tangan. Adim berlari, ia tak membawa koper pakaian, ditinggalkan begitu saja di Jambi, biar nanti dititipkan pak Galih, sedikit kurang ajar, tapi pak Galih pun memaklumi.

"Ayo cepat, Mas!" perintah Adim. Elmer tertawa, papa yang tetap duduk di dalam mobil hanya terkikik geli.

"Dena gimana, Pa?" tanyanya sembari mengatur napas.

"Anakmu udah lahir, setengah jam lalu," jawab papa sembari memberikan air mineral botol ke tangan menantunya.

"HAH!!" Adim pun melongo.

Setibanya di rumah sakit, Adim berjalan kurang bersemangat, ia kecewa karena tak bisa melihat kelahiran putra pertamanya, janjinya meleset. Perasaan sedih di dalam dadanya semakin dekat dirinya tiba di ambang pintu kamar rawat, semakin memuncak.

Pintu dibuka papa, Elmer menepuk bahu Adim supaya ikhlas karena tak melihat proses Dena mela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status