Share

BAB 70

“Hai, Mbak.”

Senyum Andira merekah. Kupaksa bibirku melengkungkan senyum. Andira mendekat dan mencium kedua pipiku. Agak kaget dengan sikapnya yang terkesan friendly. Atau memang beginilah sifat aslinya.

“Bintang nggak ikut, Mbak?” Lagi-lagi dia menanyakan sesuatu seolah kami sudah mengenal lama. Kurasa Satya yang menceritakan perihal kami padanya. Sedekat itukah mereka? Hatiku rasanya tercubit.

“Bilang sama Bintang ya, Mbak. Kupinjam dulu Om Satyanya. Agak sebal juga sebenarnya, bisa-bisanya tiap saat yang dia bicarakan adalah Bintang.” Tawanya pecah. Entah di bagian mana yang lucu. Jangan tanya hatiku saat ini. Semacam luka yang tak kasat mata.

Bibir bersemu merah alami itu benar-benar tak lepas dari senyumannya. Perlahan-lahan jiwa kotorku menggeliat. Ada rasa tak suka padanya. Namun buru-buru aku menepis pikiran itu agar tak makin menguasai diriku.

“Dia sering cerita Mbak Rindu dan Bintang. Terima kasih ya, sudah menemaninya selama ini. Sayangnya mungkin beberapa waktu ke de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status