Share

BAB 71

Kulihat dengan tatapan nanar anak lelakiku yang kini meloncat penuh kegirangan di atas tempat tidurnya. Bintang menciumi hadiahnya yang kutaksir berharga jutaan rupiah. Ada rasa kesal yang sulit sekali kuterjemahkan.

Dulu, aku selalu melayangkan protes pada Satya yang selalu menuruti keinginan Bintang. Tak hanya itu, bahkan lelaki itu melimpahi anakku dengan hal-hal yang sebetulnya tidak diperlukan. Aku tak ingin Bintang tumbuh menjadi anak manja yang terus-menerus mendapatkan barang-barang mewah.

“Bintang. Jangan pernah meminta apapun lagi pada Om Satya.”

Kalimatku membuatnya berhenti meloncat-loncat. Tubuhnya membeku. Bintang anak yang perasa. Dia paham dengan perubahan wajahku yang tidak seperti biasanya ini. Tak lama dia beringsut, bergerak mendekatiku yang duduk di tepian tempat tidurnya.

“Mama kenapa? Apakah Mama sakit?” tanyanya sambil menyentuh keningku. Hangat. Aku tak kuasa menahan laju air mata yang tiba-tiba menerobos pertahananku. Kuraih tangan kecil itu dan menciumny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status