Share

178. Tawa yang Tiba-tiba Lenyap

Pagi tiba. Seperti biasa Fea menyiapkan si kembar untuk ke sekolah. Dari pagi dia sudah sibuk membantu Arfen dan Fernan bersiap-siap. Sesekali terdengar tawa lucu dan suara renyah dua bocah tampan dengan wajah sama itu. Fea pun ikut tertawa karena keceriaan mereka.

"Tuan Muda imut, ayo sarapan dulu!" Dari pintu kamar si kembar muncul pria kurus dan jangkung.

"Om Samir!" Dengan keras Arfen memanggil. "Aku mau ada ulang tahun di sekolah!"

Samir masuk ke kamar menghampiri si kembar. Mereka baru selesai memakai sepatu.

"Oya? Tapi ini bukan ulang tahun Tuan Muda imut, kan?" Samir mengusap kepala si kembar bergantian.

"Bukan!" sahut Fernan. "Ulang tahun bu guru. Kami mau makan kue dan es krim."

"Wah, seru sekali. Boleh bagi Om Samir es krimnya?" tanya Samir menggoda.

"Ih, minta!" cibir Arfen. "Ga cukup nanti. Satu orang dapat satu, Om!"

"Haa ... haa ..." Samir tertawa lebar mendengar jawaban itu. 

Fea yang dari tadi mende

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status