Share

Hantang

REMBANG petang baru saja jatuh saat sepasang anak manusia yang menunggang seekor kuda itu memasuki Hantang. Kabut putih nan tebal mulai turun, membawa hawa dingin mencucuk tulang.

Hantang memang dataran tinggi yang dikepung gunung. Di barat daya berbatasan dengan Gunung Kampud, lalu di tenggara berbatasan dengan Gunung Kawi, sedangkan di sepanjang sisi timur dan utara terbentang barisan pegunungan.

Karena hawa dingin dan serbuan kabut itulah, tak seorang pun yang dijumpai pasangan anak muda tadi. Sepanjang jalan yang mereka lalui benar-benar sangat sepi. Semua rumah juga sudah tertutup rapat.

"Sepi sekali perkampungan ini," ujar si pemuda, seraya memandang berkeliling. "Kau tidak salah tujuan kan, Kara?"

Perempuan yang dipanggil Kara, tak lain adalah Citrakara, tertawa kecil. "Aku tidak mungkin salah, Kakang. Ini kampung halamanku, bagaimana bisa salah?"

"Tapi kenapa sepi sekali? Sejak tadi kita tidak menjumpai satu orang pun," kata si pemuda yang tak lain adalah Tumanggala.

"Bukankah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status