Share

Silap Lidah

KENING keriput tuan rumah seketika berkerut mendengar ucapan Citrakara barusan. Mata kelabunya memandangi keponakan perempuannya dan juga Tumanggala. Seolah ingin menelisik apa isi di dalam hati mereka berdua.

"Butuh pertolonganku, katamu?" ulang si wanita tua. "Pertolongan seperti apa?"

Kembali Citrakara melirik Tumanggala sebelum menjawab.

"Kami ... kami bermaksud merepotkanmu, Bibi," ujar Citrakara, sembari mengulum senyum. "Kami ingin menumpang tinggal di sini bersamamu selama beberapa hari. Apakah Bibi tidak keberatan?"

Seulas senyum lebar langsung merekah di wajah si wanita tua. Kepalanya digoleng-golengkan, seakan-akan ingin berkata jika dirinya tidak setuju dengan ucapan Citrakara barusan.

"Kalau itu pertolongan yang kau butuhkan, jangan merasa sungkan," jawab wanita tua itu. "Aku justru sangat senang sekali jika kau, jika kalian berdua, tinggal bersamaku di sini."

"Terima kasih, Bibi." Citrakara balas tersenyum dan memegang telapak tangan bibinya. "Harap ampuni aku kalau kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status