Share

Saran Citrakara

SANG surya baru setinggi galah. Langit biru cerah, meski beberapa gumpal besar mega putih menggantung di angkasa. Angin semilir bertiup dari selatan, mengantar angin laut yang lembab dari pesisir nun jauh.

Di jalan tanah sepanjang sisi selatan Bengawan Sigarada, sepasang anak muda berboncengan menunggang seekor kuda. Langkah hewan yang mereka tunggangi tidak terlalu kencang juga tidak terlalu lamban.

Penunggang kuda laki-laki berwajah cakap dengan tubuh tegap lagi kekar. Sedangkan yang perempuan berwajah bulat telur nan ayu dengan rambut sehitam jelaga, terjuntai lurus hingga ke pinggang.

"Kau tidak sadar jika sedari tadi kita jadi pusat perhatian orang-orang, Kakang?" ucap penunggang kuda perempuan yang duduk di depan.

Sambil berkata demikian, perempuan itu menoleh ke belakang untuk menatap lawan bicara. Rambut panjangnya seketika terlempar, ujungnya mengenai wajah dan dada penunggang kuda laki-laki.

"Abaikan saja, Kara," sahut penunggung kuda laki-laki. Dadanya yang terkena kele
Kebo Rawis

Sekadar mengingatkan, Bengawan Sigarada adalah nama arkhais dari Sungai Brantas. Adapun Lodoyong merupakan nama lawas dari satu daerah di wilayah timur Kabupaten Tulungagung sekarang.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status