Share

Serangan Maut

SETIBA di sebuah tikungan, rombongan prajurit Panjalu yang tengah membawa Tumanggala memperlambat laju kuda masing-masing. Di hadapan mereka tiba-tiba saja ada dua orang berkuda sangat pelan sekali. Mau tak mau para prajurit tersebut harus memperlambat diri.

Tumanggala sontak palingkan wajahnya pada Wyara. Dua sahabat itu saling pandang. Sorot mata mereka sama-sama menyiratkan rasa heran.

Dua orang di depan mereka bertubuh tegap berisi. Jelas bukan orang sembarangan yang memiliki perawakan seperti itu. Laju kuda mereka terlalu pelan, keduanya juga berada di tengah-tengah jalan, seolah sengaja hendak mengadang.

"Siapa dua orang di depan itu?" tanya Wyara dengan suara berdesis.

"Waspadalah, Wyara. Aku yakin mereka membawa maksud tidak baik," sahut Tumanggala.

Wyara mendengus kesal.

"Kalau memang mereka bermaksud buruk, itu artinya mereka minta digebuk!" geram Wyara. Gerahamnya terdengar bergemeletuk keras.

Usai berkata begitu Wyara lant

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status