Share

39. Uang Suap

Jakarta, 6 Februari 2002

Sedan silver yang Bram kemudikan baru saja keluar dari area gedung Cakrawangsa Persada. Langit Jakarta sudah meredup sejak dua jam lalu. Sinar matahari berganti cahaya lampu penerang jalan.

“Bram, kamu nanti langsung pulang saja. Jemput saya lagi besok pagi,” titah lelaki berkacamata yang duduk di bagian belakang kabin.

“Baik, Om,” sahut Bram. “Saya harus sampai jam berapa?”

“Jam tujuh pagi. Kebetulan, besok saya ada meeting di Gatot Subroto. Kamu sekalian antar saya ke sana. Kamu tidak ada jadwal bertemu dosen kan?”

“Kebetulan sedang kosong, Om.”

“Besok kamu ikut saya. Kamu bisa belajar berinteraksi dengan klien-klien saya.” Gunawan berucap sambil menikmati pemandangan di luar jendela. Tumben sekali sore ini lengang.

“Iya, Om. Terima kasih,” balas Bram. Dalam benaknya, pemuda itu bertanya-tanya, “Apa dia tidak salah?”

Dari kaca spion Bram melihat Gunawan memijat keningnya. “Coba saja Stanley seperti kamu. Anak itu terlalu santai menghadapi hidup. Terl
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nisya Kharem
story' ini seru..banyak konflik dan misteri masih menunggu Bram memperjuangkan Rara..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status