Share

BAB 41, Percakapan Dua Dewa

Gendis sempat gugup menoleh ke kanan dan kiri, semua mata kini tertuju padanya, akibat memprotes penggunaan pedang pusaka. Dia menarik nafas dalam, lalu berdiri, kembali memprotes penggunaan pedang pusaka dalam pertarungan.

“Kau harusnya menggunakan pedang biasa, agar pertarungan ini adil!” teriak Gendis.

“Tidak, diajeng. Biarkan dia menggunakan pedang pusaka, Kakangg tak gentar!” saut Bimantara meski sebenarnya kakinya gemetaran terkena pamor pedang pusaka itu.

Sraaaang….

Permana menyarungkan kembali pedang pusaka di tangannya. Kilatan sinar menyilaukan dari pedang itu pun lenyap seketika. Dia menarik nafas dalam, menoleh ke arah Jalasanda lalu melempar pedang pusaka kembali ke Jalasanda.

Sssssat

Jalasanda menangkap kembali pedang pusaka padepokan, lalu kembali melempar sebuah pedang biasa pada Permana.

“Baik, biar tidak ada yang menganggap curang, biarlah aku memakai pedang biasa. Ayo, maju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status