Share

Keping 17b

Silakan berpikir Jani, tik-tok-tik-tok.

"Mungkin kita bisa bertemu di sana," dia mengintip arloji mahal yang melingkar di pergelangan tangannya.

Orang aneh.

"Tentu saja, Pak Langit. Dengan senang hati," jawabku dengan nada senang yang terasa palsu.

"Tapi, apa hanya itu kau punya ilham memakai baju seperti ini?" selidiknya.

"Saya bermimpi." Eh, keceplosan.

"Ohya, menarik sekali. Ceritakan."

"Sejak tadi saya sudah bercerita, Pak Langit."

"Iya, tapi kau tak pernah menyebut tentang mimpi."

Wajahku memerah malu, bukan karena pertanyaan Biru tentu saja. Tapi, ketika aku kembali mengingat apa mimpiku tadi malam.

Duh.

OOO

"Mimpi saya terasa aneh, sedikit romantis—" aku memulai mengarang bebas dan penuh bualan fantasi.

"Mimpi erotis mungkin? Iya kan?" ia sedikit menahan tawa, tapi aku bersumpah melihat wajahnya memerah. Ada rona merah samar merambat di pipi dan kulit lehernya.

"Bukan erotis, Pak Langit. Saya bukan orang seperti itu," tukasku. Tapi aku yakin wajahku sudah seperti kepiting rebus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status