Share

Keping 29a

Dia menatapku dengan wajah penuh kemenangan, senyum tipis tersungging di bibirnya. Mata cokelatnya berkilat jahil. Aku seperti baru tersadar kalau sudah masuk perangkap yang kubuat sendiri.

"Ke mana, Pak?"

"Ya, ke toko, mal, atau butik. Kamu mau ngajak saya ke mana buat beli kemeja?"

Aku meremas jemariku, cemas. "Kan ini kemeja Bapak, saya kan nggak tahu kesukaan Bapak bagaimana?"

"Lho kemarin kapan itu, katamu kemeja dan dasiku ngebosenin. Itu-itu saja kan?"

"Iya, sih Pak," sahutku sedikit tolol. Aku merasa seperti orang dungu.

"Nah, kan sudah tahu." Ia menjentikkan jarinya.

Aku masih duduk tak merasa nyaman di tempatku. Sepertinya, ada yang salah, tapi apa ya?

"Apa harus sekarang sih, Pak?" tanyaku lagi, ada rasa tak enak untuk keluar bersama atasan di jam kantor. Semacam apa ya? Kok kayak mirip orang lagi bikin skandal?

"Tadi, kan sudah kubilang Jani. Saya butuhnya sekarang, bukan tahun depan," ia berkata dengan nada tenang, meyakinkan, dan berwibawa seperti biasanya.

Aku menganggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status