Share

Keping 32a

Aku masuk ke kantornya dengan canggung. Perasaanku seperti digulung ombak besar, aku seperti orang linglung. Apa dia tahu kalau aku sedang ada dalam lautan bingung?

Duh, kenapa ini otak kananku malah memproduksi narasi macam syair begini? Aku tersenyum konyol dalam hati. Sementara bulu kudukku meremang, tempat ini terlalu sepi. Bahkan kalau ada kuntilanak ngadain party di sini, dijamin tidak akan ada yang tahu.

Begitu.

"Ya, Pak?" aku bersuara seperti penyiar radio di depan microphone yang sudah dipakai puluhan orang, agak jauh tapi dengan nada suara komersil.

Biru masuk, dan ia masih berdiri. Aku juga masih berdiri, aku belum dipersilakan duduk. Jadi, aku tidak duduk.

"Jadi, bagaimana Pak. Apa kita impas?" aku berkata manis, dengan senyum mengembang.

Impas, adalah diksi paling mungkin kukatakan saat ini. Aku menjalani misi yang membingungkan, dan jelas sekali aku masuk dalam pusara itu.

"Hari ini kau pakai sepatu hak tinggi lagi," begitu komentarnya. Ia duduk dengan kaki menyilang mir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status