Share

Bab. 11

Apakah mereka sedang memainkan game tunggu tungguan dahulu. Perasaan tidak. Jaden masih terdiam.

"Ngobrol dong kalau mau di tunggu!"

Tapi nunggu buat apa buat jadi babu?

Sudah benar Jaden pergi dari hidup Vasya. Vasya mencoba relax kembali, ia tak ingin melahap lelaki itu hidup hidup walaupun tubuhnya gemetar dan kepalanya sudah berat sebelah. Sabar, sabar pokoknya tetap ia tahan agar kembang api takkan tersulut.

Tengsin dia masak begitu saja marah marah padahal harusnya ia bersyukur bukan. Biar Jaden beranggapan bahwa kepergiannya bukan masalah serius.

"Bukankah kalau pasangan pasti akan menunggu?"

"Oh, kita pasangan? Kapan?"

Mulut Vasya getir, ia tak tahan dengan jarak sedekat ini. Sebenarnya kenapa Jaden begini, maksut lelaki itu apa sebenarnya. Tapi lelaki itu terdiam kembali sambil memandangi seprei.

"Sya.."

"Hhmm aku ngantuk mau tidur."

Vasya kembali membelakanginya tapi masih dengan tubuh yang tegang, ini fix ia takkan bisa tidur semalaman.

"Aku minta maaf."

Barusan itu suara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status