"Jaga mulut kamu ya!!""Lha terus kenapa kok sekarang nggak mau nemuin Armin lagi, pasti alasannya itu!""Amanda!""Kamu pasti sudah beberapa kali tidur kan sama pak Jaden."Vasya ingin sekali mengkrues mulut rombeng wanita jahanan itu, ia mengepalkan tangannya mencoba meredam amarahnya sendiri."Jangan keterlaluan, Jaden tidak ada hubungannya dengan semua ini.""Emang masuk akal?""Kamu dulu santai saja kenapa sekarang nggak, pokoknya temuin Armin!!""Kamu yang harus nemuin Armin bukan aku!""Syaa Armin buat kamu aja!""Emang Armin barang apa? lagian emang aku butuh? dia jelas jelas suka sama kamu!"Suminten kloningan itu tetep kekeh mengucapkan bahwa Armin sekarang milik Vasya, helo siapa yang tenang kalau dapat sampah dari temannya sendiri. Vasya pening, ia memikirkan Armin yang kasihan sekali karena mencintai perempuan gila macam Amanda."Aku akan jujur dan bilang semuanya!"Hening.Amanda hanya bisa melotot, ia kesal dan langsung pergi begitu saja tanpa menoleh sedikitpun. Sedang
Tatapan hyena betina itu seakan menusuk ke tulang tulang Vasya. Sementara Jaden berjalan ke depan untuk menghalangi pandangan skeptis itu mengarah pada Vasya."Ia Vasya salah satu pegawaiku.""Kalau ada orang bicara di jawab!"Vasya menelan ludah, ia merasakan perasaan semrawut yang tak karuan ujungnya ia gugup."Saya Vasya bu..""Kenapa tak sopan sekali?""Maaf bu saya tidak melakukan apa apa, saya sudah menjawab.""Berani ya kamu!""Telat jawabnya, kukira kamu tadi bisu. Dasar tak sopan!"Bagian mana yang tak sopan memangnya, wanita itu hendak bicara lagi tapi keburu di hardik oleh Jaden agar tidak berlebihan. Sementara Vasya sudah berkeringat dingin, ia benar benar pucat sekali."Ia hanya pegawai dan kamu salah paham saja.""Apa?!""Udah sis, ayo kita makan saja."Mendengarnya Siska luluh begitu saja lalu ia mulai bermanja manja kembali sambil mengatakan ia ingin bebek peking yang letaknya tak jauh dari tempat mereka sekarang."Oke, oke ayo kita kesana."Vasya memandang gadis itu s
Vasya mengerjapkan matanya ia terus mempertajam perkataan Jaden barusan, reflek gadis itu melirik ke jendela dan Jadenpun sudah tak ada di restoran seberang."Kamu dimana?""Di caffe Strawberry.""Jangan kemana mana aku akan kesana."Setelahnya telepon terputus begitu saja, Vasya memandang dessertnya sekali lagi dengan tangan yang sekarang gemetaran. Vasya gelisah sekali, berulang kali ia celingak celinguk untuk memastikan keadaan.Gadis itu memeriksa ponselnya dan melihat story WA teman temannya yang tidak ada sesuatu mencurigakan di upload di sana. Apa yang sebenarnya terjadi, dari tadi yang menelponnya juga hanya Jaden."Herry menangkap siapa sebenarnya?""Amanda kan pergi entah kemana."Siapa yang di serang kalau begitu. Akhirnya Vasya menelpon Amanda untuk memastikan yang terjadi. Lama tiada sahutan di seberang, pikiran Vasya sudah parno, ia menggigit jemarinya sambil menanti sahutan yang jelas akan membuatnya lega. Tapi sayang Amanda tak mengangkat teleponnya.Mungkinkah Amanda
Setelah mendengar nama Armin ia ingin menangis, kenapa hidupnya macam guguk begini. Armin takkan menyelesaikan masalah, ia malah akan menambahinya. Circle pertemanannya amat sangat rumit, astaga kepala Vasya benar benar pening."Sampai akhir bulan ini.""Armin pulang di akhir bulan ini kan."Sepertinya Vasya memang harus mengungsi di bulan atau Mars sekalian kalau begini caranya. Fyi Armin pulang kelihatannya untuk menemui Amanda, kedua orangtua mereka sudah sepakat untuk serius dan mulai mempersiapkan pernikahan anak anak mereka. See, Vasya sudah tak ada kesempatan lagi.Biarpun Armin kembali ke indo situasi Vasya takkan makin membaik malah tambah ruwet dengan bocah tantrum yang benerapa jam lalu marah marah lalu pergi.Amanda takkan mau.Mengungkit Armin malah membuat Vasya makin kasihan tapi ia juga kasihan dengan dirinya sendiri karena ia terlibat dengan kekacauan ini. Cinta segitiga yang tak presisi amat sangat memusingkan tapi kenapa ia pusing kan harusnya ia santai santai saja
Gadis bodoh itu pasti mencuri polpennya!Makanya ia bisa kenal sekali dengannya.Mulut Vasya tersenyum getir, ia mencoba menyembunyikan perasaan yang kini menderanya. Kenapa sebenarnya dengan Jaden dan semua ceritanya, kenapa mereka mengusik Vasya. Gadis itu terdiam dan masih memandangi Jaden yang terus terusan menceritakan sosok Ranita.Ini Fix no debat Ranita itu pasti copet yang suka maling polpen di saat jam istirahat. Bener kan saking pronya dari polpen hilang lalu hati juga perlahan ikut ikutan di curinya.Ranita cinta pertama Jaden."So sad ya cinta pertama kamu"Lelaki itu tertegun sebentar tapi ia diam saja tak berani menjawab padahal Vasya sudah berbicara lantang agar lelaki itu mengatakan yang sebenarnya."Bukan, dia pacar Armin terdahulu.""Alaaah alesan deh, Kenapa kamu fasih sekali seolah mengenalnya kalau ia adalah pacar Armin?"Jaden diam lagi, ia melirik Vasya sebentar. Vasya sendiri bersandar sambil memejamkan mata. Pikirannya tak tenang dan hatinya berkecamuk entah
Vasya mengendus dirinya sendiri tapi ia wangi kok, sudah mandi pula lha terus atasan kampretnya itu kenapa. Dan kemudian Jaden bertanya lagi, lagi lagi otaknya berputar lagi untuk menjawabnya."Kamu sembunyiin semua ini dari orang dekat kamu?"Apaan lagi nih drama, kenapa klimaksnya begini. Vasya jengah, ia pening sekali. Sekarang Jaden mengcengkram lengannya sekali lagi dan kekeh meminta jawaban. Kenapa ia kepo sekali harusnya ia mengurusi Siska saja bukannya disini."Syaaaaaa jawab!"Mendengarnya Vasya hanya bisa mengerjapkan matanya, ia benar benar abcde rasanya."Andri sampai tak tahu hubungan kamu?"Eh,Matilah sudah!"Memang kak Vasya ada hubungan apa dengan Armin?"Jaden mengerjapkan matanya, ia menatap Andri dengan serius seolah meneliti bahwa lelaki itu mungkin bercanda."Armin dari dulu menyukai kak Amanda kan kak."Vasya langsung cegukan mendengar celotehan adiknya yang tak tahu situasi tersebut dan lalu senyum mengerikan Jaden muncul begitu saja.Great!Troll sudah kembali
"Memangnya siapa legenda yang suka membully kakakku?"Andri menoleh ke arah Jaden yang sedang fokus menyetir. Lelaki itu menatap Jaden penuh emosi."Kenapa memandangiku seperti itu?""Kak Jaden pasti tahu kalian kan satu sekolah?"Buru buru Jaden menggeleng, ia tak tahu maksut membully karena ia bukan pembully."Kalau di pikir pikir lagi kakak selalu pulang dengan berderai air mata dan kadang badannya putih semua.""Putih?""Iya, macam di bully di lempari tepung."Jaden tertegun, ia tak tahu kalau Vasya di bully oleh seseorang. Andri bercerita lagi kalau kadang bukan tepung, lumpur pernah, telur juga pernah. Jaden mendengarkan dengan seksama."Awalnya kukira kakak ulangtahun tapi bukan karena kejadian itu sering terjadi.""Sering?""Ya hampir seminggu 3 kali kalau tidak salah."Jaden berpikir lagi, kenapa ia bisa tak tahu hal demikian terjadi pada Vasya. Perasaan mereka selalu pulang bersama. Perasaan Jaden menjadi tak karuan, ia menginjak pedal gas berharap segera menemui Vasya dan m
Bukan terbang karena saking takutnya, ia terbang karena ia menyadari sosok itu adalah orang yang hendak ia selamatkan. Mereka berdua mengerjabkan matanya melihat wanita yang tadinya mereka tinggal dalam keadaan baik sekarang macam gelandangan dengan rambut morat marit."K-kkak Vasya bukan?"Sosok yang mulutnya mengerucut hanya bisa mengangguk lemah sambil ngedumel tak karuan. Jaden dan Andripun saling padang, ternyata mereka sudah menemukan sang biang keroknya dan seketika lega mendengar keluhan Vasya.Jaden langsung berhambur memeluk Vasya hingga gadis itu kehabisan nafas dan makin ngedumel tak karuan."Lepasin!"Setelah melepasnya Vasya terlihat memincingkan matanya tapi belum surut emosinya."Kakak ngapain disini?""Ngejar tukang sate sialan yang malah ngajak perang tadi, dasar tukang sate budeg!"Jaden dan Andri saling pandang lagi, mereka melongok kresek plastik transparan yang Vasya bawa. Dan mereka serempak mengangguk mengerti."Tukang sate kurang ajar, sudah di bilang mau beli