Share

Bab. 33

"Memangnya siapa legenda yang suka membully kakakku?"

Andri menoleh ke arah Jaden yang sedang fokus menyetir. Lelaki itu menatap Jaden penuh emosi.

"Kenapa memandangiku seperti itu?"

"Kak Jaden pasti tahu kalian kan satu sekolah?"

Buru buru Jaden menggeleng, ia tak tahu maksut membully karena ia bukan pembully.

"Kalau di pikir pikir lagi kakak selalu pulang dengan berderai air mata dan kadang badannya putih semua."

"Putih?"

"Iya, macam di bully di lempari tepung."

Jaden tertegun, ia tak tahu kalau Vasya di bully oleh seseorang. Andri bercerita lagi kalau kadang bukan tepung, lumpur pernah, telur juga pernah. Jaden mendengarkan dengan seksama.

"Awalnya kukira kakak ulangtahun tapi bukan karena kejadian itu sering terjadi."

"Sering?"

"Ya hampir seminggu 3 kali kalau tidak salah."

Jaden berpikir lagi, kenapa ia bisa tak tahu hal demikian terjadi pada Vasya. Perasaan mereka selalu pulang bersama. Perasaan Jaden menjadi tak karuan, ia menginjak pedal gas berharap segera menemui Vasya dan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status