Share

41 Inginnya ada Ayah dan Bunda

“Bunda suapin, ya?” tawar Vinza. Rufy mengangguk. Ia bangun dan duduk di pangkuan David. Ini hal yang Rufy impikan, makan sup ayam sambil disuapi Bundanya dan duduk di pangkuan Ayahnya.

“Bunda dak keja, ya?” pinta Rufy.

Vinza menggeleng. “Bunda di sini sama Rufy, ‘kan? Ayah juga, ya?”

“Iya, Ayah hari ini mau asuh Rufy saja,” timpal David. Wajah Rufy berbinar. Ia begitu lahap makan yang Vinza suapi. Sesekali bergoyang kepalanya ke kanan ke kiri seakan ia mendengar irama. Rufy tersenyum, matanya menyipit dan lesung pipit terlihat.

“Dak mo ulitna, Bunda.” Rufy menunjuk kulit ayam yang masih menempel pada daging. Lekas Vinza pisahkan.

Tangan Rufy memegang tangan David. Ia begitu manja bersandar pada pria itu. Sesekali David kecup keningnya setiap Rufy mendongak untuk melihat wajah David. “Ayah tayang, Upi?”

“Sayang banget,” jawab David.

“Bunda tayang Upi?”

Vinza mengangguk. “Kalau Bunda enggak sayang Upi, Bunda enggak akan cari Upi. Bunda enggak akan nangis setiap hari waktu Rufy hil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status