Share

45. Aku sudah membuat keputusan

“Kita nikah saja! Aku harus tanggung jawab, harus ngembaliin masa depan kamu, harus jadi ayah untuk Rufy. Kita mulai dari awal. Biar waktu yang bawa kita. Masa bodoh dengan masa lalu kalau kita punya Rufy sebagai masa depan kita.”

Vinza menunduk. Ia gerak-gerakkan ujung kaki. Tangannya memegang ujung baju. “Kamu enggak takut nyesel? Aku kalau dibanding sama tunangan kamu jauh beda!”

“Sudah jelas, enggak usah ditanya,” timpal David.

“Enggak usah ditegasih napa?”

David tersenyum kecil. “Gimana?”

“Apa?”

“Yang kita omongin tadi. Kamu nerima tawaranku? Kita bisa nyoba, jatuh cinta lagi.”

Pertanyaan itu sulit untuk Vinza jawab. Ia bingung. Sesekali ia tatap pria di depannya. Dia masih tampan seperti dulu, masih berwibawa hanya saja sangat dingin. “Boleh aku tanya sesuatu? Kenapa kamu pergi?”

“Karena aku harus pergi dengan orang tuaku. Aku rindu padanya. Aku tahu harus mulai hidup baru dan bahagia.”

“Lalu aku?”

David menunduk. “Hari itu aku masih berharap kamu mau memilihku. Ternyata tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status