Share

49. Sample DNA

“Kamu yang rese! Kalau pakai kartu ini pasti yang bayar aku, Munaroh!”

“Tinggal bilang ke Mbak Kasir, kok!”

“Emang Mbak Kasirnya itu direktur bank? Ya sudah, besok kamu jajan pakai receh saja!” Biru mengambil kartu itu dan dimasukan dalam dompetnya.

“Berapa kali aku bilang, jauhkan kartu itu dari anakmu!” David ikut bicara. Ia gendong Rufy dan mencium gemas pipi anaknya.

“Oom David sudah meracuni pikiran Papaku!” Minara memalingkan wajah sambil melipat tangan di dada.

“Sudah sana ke Bunda. Beneran aku kasih receh ratusan perak buat jajan, baru tahu rasa!”

Minara lekas pergi. David menggeleng. “Belum apa-apa, Putrimu sudah mencuci otak putraku.”

“Makanya aku bilang apa, jangan dekatkan Rufy dengan Minara. Anakmu ngondek, bukan tanggungjawabku!”

“Ayah, mo kaltu item,” pinta Rufy.

“Itu bukan buat anak kecil, Sayangku. Nanti kalau mau beli apa-apa, panggil saja Bunda, ya?”

“Ental Upi dak jadi olang kaya.”

“Jangan percaya kata-kata Kak Minara. Percaya sama Allah saja. Kalau percaya Ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status