Share

48 kartu sakti

“Selamat atas pernikahan kamu, Vin. Semoga kamu bahagia dengan pilihan kamu dan semoga ini yang terbaik untuk kamu. Terima kasih setidaknya sudah pernah hadir dalam hidupku.”

Vinza mengangguk. “Makasih juga karena Bapak sudah bikin aku sadar kalau aku masih pantas dicintai seseorang.”

“Sama-sama.”

Mereka menutup telpon dengan perasaan sedih. Vinza sudah cukup nyaman dengan Adam, dengan sikap pria itu yang dewasa dan dengan sikap kebapakaanya. Pria itu memang tepat untuk jadi suami Vinza, tetapi bukan untuk jadi ayah Rufy.

Benar, Vinza belajar dengan melihat Galih. Bagaimana ia dilupakan setelah kehadiran seorang adik dari lelaki lain. Kadang dengan adik kandung saja, anak sering terlupakan. Apalagi dengan adik tiri. Belum lagi tuntutan dari suami baru. Tak semua bisa menerima anak pria lain. Mungkin dari sikap bisa, hanya hati?

Terdengar pintu ruang rias dibuka. Mata Vinza beralih. Ia lihat Rufy berdiri di sana dan David di belakangnya. “Bunda!” seru anak itu lekas berlari ke arah Vi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status