Share

51. Bunda Punya ayah

Sambil menatap Rufy, mereka tak hentinya tertawa. “Ada lagi, nih!” Dari tas itu ada pula sebuah buku gambar, pensil, serutan dan penghapus. “Ini buku keuangan.”

Malam itu mereka tidur sambil memeluk Rufy. Mereka memang harus mulai kembali membangun chemistry. Walau artinya mereka harus mulai lagi sebagai dua sahabat yang saling berbagi. Bedanya jika dulu mereka berbagi masalah remaja, kini mereka berbagi cerita tentang anak mereka.

“Kamu kangen Ibu dan Ayah kamu?” tanya David.

Vinza mengangguk. “Apalagi kalau ingat aku hanya bisa membuat mereka kecewa. Andai kalau ada tambahan waktu, aku ingin berbakti walau hanya satu hari.”

David membasahi bibirnya. “Andai saja aku juga diberi waktu sehari saja bertemu Mamaku. Aku juga ingin melakukan apa yang kamu lakukan.” Wajahnya terlihat sangat sedih. Vinza kini bisa mengerti perasaan David di masa lalu.

***

“Ayah mana, Bun?” tanya Rufy saat mereka tengah main di ruang main.

“Ayah ke kantor, ada urusan. Tunggu saja, ya? Ayah harus kerja ‘kan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status