Share

bab.3

"Dari kapan bunda disini? Tanya Bayu penasaran dengan wajah yang terlihat pucat pasi.

Inara heran dengan kelakuan suaminya, dia semakin merasa yakin kalau ada yang lagi. disembunyikan oleh suaminya.

"Baru saja mas, ucap Inara yang langsung pamit ke dapur mau memotong buah semangka.

Inara beranjak kedapur yang disusul oleh Bayu.

"Semangka Bun, ucapnya dengan satu tangan mengambil potongan semangka yang telah tertata rapi di piring."

"Iya mas, sengaja bunda belikan untuk Syafira biar demamnya cepat turun, mungkin dia kecapekan karena terus-menerus belajar tidak berhenti, ujar Inara.

Bayu hanya mengangguk.

"Hmmm, mas teringat nya kok tumben siang-siang seperti ini dirumah? Tanya Inara.

"uhuk,uhuk,uhuk" Bayu sedikit kelabakan, dia memutar otak mencari alasan agar Inara, istrinya tidak curiga dengan apa yang telah terjadi diantara mereka berdua.

"Pelan-pelan mas makannya, apa yang di buru-buru, ucap Inara dengan lembut sambil memberikan segala air putih kepada suaminya.

Bayu langsung meminum air putih yang disuguhkan Inara, setelah merasa enakkan sambil memeluk Inara dari belakang di menjawab pertanyaan Inara tadi.

"Tadi ada panggilan alam bunda, air dibengkel gak hidup."

Inara menatap lekat kearah Bayu, ada ketidak jujuran dimata Bayu.

"Yakin mas? Mas lagi tidak aneh-aneh kan? Mas masih seperti Bayu yang duku, gak ada yang berubah dari kamu kan mas, kamu masih suamiku yang dulu kan, yang berjanji akan selalu menjaga hati dan perasaanku?"

Dengan pertanyaan yang berderet dan beruntun seperti itu Bayu merasa jengkel.

"Maksud kamu apa Bun, maksud kamu aku aneh-aneh dengan Syafira, gitu? Jawab Bayu dengan sedikit ketus.

"haaa?? Syafira, apa hubungannya dengan dia, monolog Inara dalam hatinya.

Jleeb, dada Inara bergemuruh, tangan dan kakinya gemetar, keringat bercucuran membasahi tubuhnya.

"Mas, aku tidak pernah perpikir kesana, aku tidak pernah ada pikiran kamu aneh-aneh dengan Syafira, atau kamu?

Bayu salah tingkah, dia sadar kalau dia telah salah menjawab pertanyaan Inara.

"Mas? Kamu tidak lagi bermain api kan? Kamu lagi tidak ada niatan mau berkhianat kan, ingat mas bagaimana suka-duka nya kita membangun rumah tangga ini.

"Kamu apa-apa sih, buat orang tidak nyaman saja."

"Mas kamu kok aneh bangat? Kenapa kamu marah hanya dengan pertanyaan sesedarhana itu?"

"Aahhhh, sudahlah kamu tuh yang aneh, bertanya yang bukan-bukan, gak boleh rupanya aku siang kesini, salah kalau aku mau istirahat di rumah ku sendiri.

*Astagfirullah, kok sampai segitunya kamu mas?"

Inara makin curiga dengan gelagat Bayu yang tidak seperti biasanya, Inara semakin yakin kalau ada yang disembunyikan oleh suaminya.

"Mas, salah aku bertanya seperti itu, kan biasanya kalau pun air dibengkel mati kamu selalu numpang kekamar mandi sebelah bengkel kamu, kenapa tiba-tiba harus pulang karena panggilan alam seperti yang kamu bilang tadi, ucap Inara yang segera pergi meninggalkan Bayu tanpa mendengarkan jawaban dari suaminya.

Bayu mengacak rambutnya, ada rasa khawatir menyelinap ke lubuk hatinya. Dia mengumpat i dirinya kenapa sangat ceroboh dan sangat bodoh menjawab pertanyaan menjebak istrinya.

"Ahhhhh, sial, ucapnya sambil pergi ke kamar ingin melanjutkan tidurnya.

Inara mempercepat langkahnya dia ingin segera tiba di kediaman mertuanya, dia sudah tidak bisa menahan beban yang ada didadanya, dia percaya kalau ada sesuatu yang lagi disembunyikan oleh suaminya.

"Assalamualaikum, ucapnya yang langsung duduk di terasa rumah mertuanya.

Mendengar suara Inara, bu Khadijah tersenyum karena sudah familiar dengan suara tersebut.

Bu khadijah segera keluar membukakan pintu untuk menantu dan cucunya, melihat Inara yang duduk bersandar diteras dia pun juga ikut duduk disebelah Inara dan mengambil Adnan cucunya memindahkan ke pangkuannya.

Inara gadis pilihan anaknya yang sekarang menjadi menantunya, menantu yang dianggapnya seperti anak kandungnya sendiri.

Meski Inara bukan gadis yang berpendidikan, bukan juga gadis dari keluarga orang yang berada, Inara hanya gadis yang terlahir dari desa dan gadis anak yatim piatu, tetapi bu Khadijah sangat menyayanginya, terlebih dengan hadirnya Adnan cucunya makin menambah rasa sayangnya kepada Inara. Apalagi setelah melihat dia selama menjadi istri anaknya, Inara merupakan istri yang sangat baik, istri yang sangat patuh, dia selalu menemani Bayu dengan kondisi apapun.

Dan menjadi seorang menantu, Inara juga sangat pandai menempatkan dirinya di kehidupan keluarga mertuanya, sikap Inara itulah yang semakin membuatnya semakin yakin dan semakin sayang kepada Inara. Dia selalu bersikap adil kepada Bayu dan Inara, dia tidak pernah memihak kepada siapapun meskipun yang notabennya Bayu adalah anak kandungnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status