Share

76. Tembakan

"Hey ... sudah ... sudah ... Mas sudah disini, kau tumbuh menjadi wanita dewasa, ya ..." ucap Yogi yang tengah mengusap punggung Rania sambil berpelukan. Dia tidak tahu akan bertemu adiknya di tempat seperti ini. Tapi kenapa? Kenapa ada Rania disini? Bertemu dengan Haru Atmadja pula. Apakah adiknya disakiti oleh Haru iblis itu?

Rania menggelengkan kepalanya dan semakin erat memeluk kakaknya. "J-jangan tinggalin Anya ... A-nya sendirian Mas …," isaknya dengan suara tertahan di dada Yogi. Meminta putra sulung Dirta itu untuk tetap diam dan tidak pergi kemana-mana.

Benar, Rania memang serindu itu dengan abang Yoginya.

"Maafkan aku." Yogi menatap David dan Vano secara bergantian. Apalagi Vano dengan mata bulatnya yang tidak lepas memperhatikan Yogi yang dipeluk oleh bunanya. Pikirannya terlintas lagi, apa laki-laki itu, handanya juga? Yogi pun tersenyum melihat ekspresi kedua anak Rania. Keponakannya memiliki wajah chubby dan sangat tampan seperti ayah kandungnya.

"M-mas k-kemana saja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status