Share

Ultraman Giga

Saka dan Aya masih berada di kebun tebu. Suasana yang dingin di sana membuat sang putri betah dan masih belum mau beranjak. Soal kebakaran Aya tak ambil pusing. Kebun-kebun itu milik mamanya, belum tentu juga akan menjadi miliknya. Karena tiga hari lagi ia pun akan ke tempat yang katanya cocok dengannya.

“Eh, itu si pucat,” tunjuk Aya pada hantu temannya yang dulu ada di sekolah.

“Hmm, biarkan saja Non Aya, dia betah jadi orang-orangan kebun.” Saka melihat ke seluruh perkebunan. Luas sekali peninggalan milik Pak Bondan sejak dibawah kendali Amira. Tak ayal sang ratu pun ekpansi bisnis sampai ke luar negeri.

“Pak, Aya ada ide gila sedikit, sih. Mau nggak Pak Saka buat hari ini aja sama Aya. Besok-besok nggak bakalan ada lagi.” Aya mengedipkan mata birunya berkai-kali. Saka curiga, pikiran random sang putri sulit sekali ditebak. Sebentar bilang benci sebentar bilang sayang, sudah sering.

“Kalau boleh tahu, apa itu, Non, asal jangan minta yang aneh-aneh saja.”

“Eeh, nggak aneh, kok,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status