Share

Masalah Baru

Kami berangkat ke Cianjur setelah shalat subuh. Tak ada buah tangan yang kubawa seperti biasanya. Setelah menghabiskan hampir dua jam perjalanan, kami tiba di kampung halaman Mas Hasan. Di halaman rumah Mamah, sudah ada beberapa motor. Aku turun lebih dulu sambil menuntut Khalid, sedangkan Mas Hasan memarkirkan motor ke dekat pohon jambu air.

Semuanya keluarga Mas Hasan sudah berkumpul. Bukan hanya adik dan iparnya, tapi Uwak, bibi dan pamannya pun ada. Duduk tak jauh dari Bapak yang terlelap di kasur depan tv.

Saat kami masuk, mereka hanya memandang datar. Aku segera menyalami mereka dengan malas. Mamah menatapku sinis, saat aku menyalaminya. Aku memilih acuh dan langsung menghampiri Uwak Piah di dapur.

“Kirain nggak bakalan datang,“ katanya saat aku menyalaminya.

“Males sih, Wak. Tapi kasihan Mas Hasan,“ jawabku.

“Iya pasti, Teh. Sebagai seorang istri kadang kita dituntut mengedepankan suami daripada ego sendiri.“

Aku membantu Uwak menghidangkan minuman dan cemilan. Tak lama,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status