Share

Ambruk!

"Lisa! Ya ampun cantiknya!"

Ibu mertua, Mas Hamid, Nova, juga ayahnya serempak menoleh mendengar ibunya Nova memuji dan menyebut namaku. Lagi-lagi, raut wajah mereka tampak berubah saat menatapku. Bahkan, ibu mertuaku sampai membuang muka.

Tak ikhlas kah dia baju anaknya aku pakai?

"Lisa disuruh nunggu tamu aja di depan sama orang dapur. Katanya mereka sudah dibayar, kan? Tapi, Lisa kok pengen dekat sama dedeknya, ya? Boleh kan, ya, Kak Nova? Karena mungkin … habis ini, bakal lama baru ketemu sama Dedek lagi. Atau mungkin … bisa juga enggak ketemu lagi," ucapku dingin sambil berjalan mendekat pada ayunan, di mana Meisha sedang tertidur pulas di dalamnya.

"Eh, i-iya. Bo-boleh ko, Lis!" jawab Nova tergagap. Aku tersenyum senang, langsung duduk di dekat ayunan bayi gembul ini. Mas Hamid dengan sukarela bergeser memberi celah. Sementara kedua orang tua Nova terlihat tak begitu peduli.

"Aku mau liat Lina sebentar."

Ibu mertuaku bergerak, seperti ingin beranjak meninggalkan tempat ini.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status