Share

50. Pov Mala.

POV Mala.

Matahari begitu terik, hawa panas tak bisa diredakan oleh kipas angin. Apalagi suasana rumah yang masih riuh sejak pagi membuat tingkat kegerahanku makin meningkat.

Ting….

Sebuah pesan masuk di aplikasi hijau.

" Assalamualaikum, Kak, sehat? Ibu, Bapak dan kami juga sehat," pesan dari Melani adikku. Tak terasa air mata langsung saja berhamburan keluar saat menerima pesan itu, padahal mereka pun mengabarkan bahwa mereka baik-baik saja. Ku usap air mata yang tak bisa kutahan, dan ku tekan tanda gagang telepon di aplikasi hijau milikku.

"Assalamualaikum," ucapku saat melihat gambar Ibu. Ya…Allah, di usianya yang sudah renta aku bahkan belum bisa membahagiakannya.

{Waalaikum salam, sehat Nak?}

"Alhamdulillah sehat, Bu," ucapku sambil mengusap lelehan airmata. Aku rindu tangan tua itu, aku rindu usapan lembutnya di kepalaku. Sejak mas Rahman merantau sebulan lalu, aku belum pernah pulang menengok mereka. Karena kondisi yang tidak memungkinkan.

{Syukurlah kalau kamu sehat,
RatuNna Kania

Selamat pagi semua. Mana rate dan gem nya untuk cerita ini? Tolong dibantu naik ya Kakak-kakak. Kasih bintang lima agar lovenya menyala.kasih Gem pula, agar saya semangat updatenya. 😁😁😁 Selamat membaca dan see you next part.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status