Share

41. Kegelisahan papa Adi

"Dam ...!" sapa Papa Adi saat pintu kerja Ayah Damar terbuka.

"Masuklah, Di!" sambut Ayah Damar yang berdiri dari kursi kebesarannya di balik meja, dan melangkah mendekati Papa Adi yang masih berdiri di depan pintu. Sambil menjulurkan tangan kanannya.

"Ayo, duduklah! Sepertinya aku mencium aroma aroma yang hendak kau rahasiakan, hingga kau mendatangiku ke kantor, bukannya langsung membicarakan di ponsel atau di rumah panti," ujar Ayah Damar, sambil menarik tangan Papa Adi yang tidak dilepas setelah berjabat tangan tadi, agar mengikutinya duduk bersama di sofa yang tersedia di ruang kerjanya.

Papa Adi hanya tersenyum saja mendengar tuduhan yang benar padanya.

"Ada apa, penting banget, ya?" tanya Ayah Damar penasaran.

"Aku sebenarnya nggak tahu, apa harus aku ngomongin ini ke kamu atau tidak? Hanya saja bila aku tidak memberitahumu sekarang, kemudian besok besok, kau malah mendengar dari orang lain maka kau akan mengatakan aku tak anggap kau sebagai saudara. Tapi kalau aku ngomong,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status