Share

133. Hinadina

"Eh, Hamdi!" teriak Senopati. "Kamu mau ke mana? Kamu nggak mau cobain rokok baru?"

Hamdi menghilang di balik pintu. Dia tidak memedulikan teriakan Senopati.

"Ziyad!" Kevan menyerukan nama asistennya. Dia mengangguk.

Ziyad bergegas pergi mencari tahu ke mana perginya pria dingin itu.

Sekarang, Kevan hanya didampingi Ali Osman. Kevan masih terlihat santai seolah tidak terganggu dengan kata makian dan sikap Hamdi.

"Kamu sebelumnya udah kenal Hamdi, Van?" tanya Senopati. "Kok dia kayaknya nggak suka sama kamu? Apa kalian ada masalah di masa lalu?"

"Iya, Van. Bikin khawatir aja!" celetuk Rinanto.

Kevan tersenyum tipis. Kevan terlihat tidak ingin membahasnya.

Adnan menambahkan. "Kita berempat akrab. Tapi, Hamdi emang orangnya gitu. Dia susah ditebak. Kelakuan dia tergantung moodnya."

Kevan menutup rapat-rapat hubungannya dengan Hamdi. Dia kembali ke topik utama.

"Jadi, gimana? Pak Senopati sama Pak Rinanto mau dukung aku, kan?"

Kevan mempertegas tujuannya. Dia berharap baik Senopati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Master KidOO
Hemm, ... menarik. Lanjutkan!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status