Share

196. Nggak Nafsu

Hari-hari berikutnya di rumah besar keluarga Hanindra.

Kevan risih dengan banyaknya hadiah yang datang. Semua hadiah itu kiriman dari dewan komisaris, jajaran dewan direksi juga pejabat tingkat bawah di perusahaan Hanindra Holdings Company.

"Tuan, semua hadiah ini mau diapain?" tanya Ziyad kebingungan.

"Apa semua orang kayak gini?" Kevan balik bertanya.

"Maksudnya, Van?" Angga terlihat kebingungan.

"Liat aja!" Kevan menunjuk tumpukan hadiah di sudut ruang tidur.

Ziyad paham dengan sikap Kevan yang sejak dulu tidak suka kemewahan.

"Dari buket bunga, barang-barang branded sampai mobil mewah di garasi. Aku nggak butuh semuanya, Angga."

Kevan kesal. Dia berdiri di bawah jendela yang terbuka menghisap rokoknya.

Ziyad menjawab pertanyaan Kevan. "Anda baru aja naik posisi ke pemegang saham terbesar di HHC. Sekarang Anda juga punya wewenang Wakil komisaris Utama. Siapapun pasti berlomba-lomba untuk menjilat Anda."

"Masuk akal," kata Angga. "Inget, Van! Kamu tuh sekarang udah punya jabat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status