Share

227. Menjadi Miskin Memang Sebuah Dosa

Kevan masuk ke mobil dengan bantuan Ziyad. Dia duduk bersandar di bagian tengah.

"Huh!"

Kevan terlihat kelelahan. Dia bersandar.

Dia memberikan perintah kepada Angga. "Cepetan jalan! Jangan buang-buang waktu!"

Di saat yang sama, seorang pengendara motor berhenti tepat di belakang mobil Kevan.

"Bisa turun nggak, Bu?" tanya pria pengendara motor.

"Iーiya, bisa."

Felicia turun dengan hati-hati sambil memegangi Ciara yang lemas.

"Cia, tahan ya! Kita udah sampai di rumah sakit."

Ciara tidak menjawab. Dia turun dari motor dibantu Felicia.

Beberapa waktu lalu, Ciara mimisan dengan durasi yang lama. Darah segar mengalir dari kedua lubang hidung.

Felicia panik. Dia tidak bisa mengandalkan Rudi. Dia mencari bantuan. Dia mengetuk pintu tetangga.

Untung saja, sore hari seperti ini tetangga di rumah kontrakannya sudah pulang bekerja. Maka, Ciara dapat dibawa ke rumah sakit dengan motor.

"Suster, tolong!" Si pria berteriak. "Saya parkir sebentar, Bu. Nanti nyusul ke UGD."

"Iya, Mas. Makasih."

Se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status