Share

Bab 22 (Hikam)

"Oh, yang menang timnya itu toh, timnya Reza yang sampai sekarang nggak punya anak?"

"Belum punya anak? Mandul?"

"Mandul? Impotensi mungkin?"

"Gimana toh? Terakhir dengar, katanya dia mau poligami."

"Wah, hebat. Satu istri tidak cukup?"

"Sudah, sudah. Jangan banyak ngomongin urusan orang. Kita konsentrasi saja ke open tender berikutnya," aku berusaha menghentikan obrolan anak buahku yang menjurus ke ghibah.

Aku mengerti anak-anak buahku tidak puas dengan hasil lelang barusan, seperti diriku. Nasib buruk sedang menimpaku, aku kalah telak dari timnya Reza. Kecewa? Tentu saja. Tapi aku tidak berhak menjelek-jelekkan lawan mainku, apalagi mengusik urusan rumah tangganya.

Sembari berusaha ikhlas, lima hari penuh aku berkonsentrasi untuk mengikuti open tender berikutnya, riset, media presentasi, dan lain-lain kusiapkan semua. Aku terlonjak ketika handphone-ku tiba-tiba berdering, ada apa Salis menelpon tengah malam?

"Hallo, Rez." Ternyata Hannan.

"Iya, Han?" Untuk apa Hannan telepon malam-m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status