Share

Ngidam

Semestinya Cinta tidak percaya dengan janji manis Davian.

Sudah berbulan-bulan dia bisa bertahan tapi sekarang kenapa kepalanya malah mengangguk pelan?

Melihat respon lampu hijau dari Cinta, seketika mata Davian berbinar.

Senyumnya merekah menambah ketampanan pria itu.

Tapi Davian tidak langsung mengeksekusi dengan membabi buta.

Dia lepaskan satu tangan dari pinggang Cinta untuk dipindahkan menangkup sisi wajahnya.

Diusapnya lembut bibir Cinta menggunakan ibu jari.

Cinta bisa melihat Davian menelan saliva.

Pria itu tampak begitu menginginkan bibir Cinta.

Perlahan wajah Davian mendekat dengan netra memaku tatap dan ketika bibir pria itu hampir menyentuh bibir Cinta—yang bersangkutan malah melipat bibirnya ke dalam.

“Saayaaang.” Davian mengesah mengerutkan wajahnya kesal bercampur kecewa.

Dia juga membuat jarak antara wajahnya dengan wajah Cinta.

“Beliin dulu aku martabak telur ekstra daging sapi,” pintanya santai.

Davian mengembuskan napas panjang ke langit-langit ruangan.

Dia menegaka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status