Bukan Pernikahan Biasa

Bukan Pernikahan Biasa

By:  Wahyu Darkasih   Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
382views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Perjodohan! Sebenarnya Helza hidup di abad ke berapa sih? Gadis itu seketika membelalakkan mata. Saat mendengar penuturan sang nenek yang membahas tentang pernikahan dini. Ditambah kabarnya pria yang akan menjadi suaminya, itu begitu dingin. ia juga belum pernah bertemu. Hanya melihat foto masa kecil dulu. Apa lagi Informasi dari Shiza sang kakak, kalau Azam itu pria arogan dan juga sangat begitu tertutup. Kian menambah nyali Helza semakin menciut untuk bertemu pria tersebut. "Oma, kita hidup udah di tahun 2022. Kenapa sih? Masih aja mengikuti tradisi zaman kuno!" sungut Helza tidak terima. Dengan keputusan Omanya, tentang perjodohan. Seperti apa sebenarnya sosok Azam tersebut? Lalu apakah ada kebahagian, setelah Helza menerima menikah dengan Azam?

View More
Bukan Pernikahan Biasa Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
7 Chapters
Malam Yang Kelam
Malam itu Helza menenteng sebuah paper bag di tangannya. Sebelum pergi ke apartemen Alman, dia menyempatkan diri untuk berbelanja ke sebuah supermarket, membeli beberapa makanan cepat saji untuk pria pujaannya. Rona bahagia begitu terlihat dari wajah ayu dengan manik coklat cerah laksana bulan sabit. Hidungnya bangir, bibir tipis Semerah buah cerry, tidak lupa ia tambahkan lipgloss pink agar terlihat tidak pucat. Kulitnya yang putih, di padukan dengan dres berwarna maron di atas lutut membuat penampilan Gadis berperawakan sintal itu semakin terpancar aura kecantikannya. Helza begitu bersemangat menapaki lorong apartemen. Sesekali senyum menawan terbit dari wajahnya, rasa rindu membuatnya segera ingin sampai di kediaman Alman. Saat akan memutar handle pintu, tiba-tiba Helza mendengar dua orang dengan percakapan serius. Gadis itu berdiri untuk beberapa detik memastikan tentang obrolan keduanya. "Tenang Bos, orang yang kita nantikan sedang menuju kemari. Sabar sedikit dong,
Read more
Menikah?
"Nak, bantu Oma dong. Setiap hari kerjaannya keluyuran terus mau sampai kapan begini?" Oma Sonya menyibak bedcover bermotif bunga lili yang menyelimuti separuh tubuh Helza, Omanya itu terus berusaha membangunkan cucu kesayangannya. Ini bukan kali pertama sang Oma dibuat pusing dengan sikap si bungsu. Kalau diajak bicara selalu diam, rutinitasnya Setiap hari keluar dan pulang juga nggak tahu kapan? Setelah dua tahun belakangan Helza seperti tidak terkendali."Besok aja ya Oma, Za bantu. Sekarang biarin aku istirahat." Gadis itu kembali menarik selimutnya "Tapi Za, Oma ini kerepotan Lo. Butik lagi ramai dan Oma itu kekurangan kariawan," ucap Oma Sonya meminta pengertian dari sang cucu. Ternyata Helza telah kembali ke alam mimpi saat sang Oma berceloteh. Kemungkinan gadis itu mengira kalau Omanya tangah mendongeng sehingga ia kembali tertidur, ditambah hangatnya pulau kapuk yang saat ini tengah musim penghujan. "Za …." Panggilnya lagi. Wanita dengan jilbab pasmina berwa
Read more
Kabar Serta Keseriusan Oma Sonya
Setelah panggilan berakhir Helza langsung terdiam seolah waktu pun berhenti berputar. Saat otaknya memaksa untuk kembali mengingat perkataan sang kakak barusan. Ini bukan lelucon atau Shiza tengah ngeprank kaya biasanya kan? Untuk membuat jantung adiknya itu bekerja dengan extra. Seketika gadis itu menyambar handuk, ia ingin segera menanyakan perihal pernikahan dadakan itu kepada sang oma. Surang dari satu jam Helza sudah berpenampilan cantik dengan dres selutut berwarna marun melekat di tubuhnya. 'Aku harus mendengar langsung dari oma, apa perkataan kakak tadi benar?'Adik bungsu Shiza itu menyambar tas selempang yang dia buang sembarang tadi malam. Dan memasukan ponsel serta merogoh hand sanitizer apa masih ada di dalam tas. Setelah memastikan semuanya ada, Lalu Helza segera mengenakan masker, sudah setahun dunia dilanda kecemasan. Akibat wabah covid 19 yang tidak kunjung usai begitu juga dengan Helza, harus terus proteksi dalam menjaga kesehatan dengan tetap mematuhi protokol y
Read more
Siapa Dia, Wajahnya seperti familiar?
Sayang, gimana kondisi Oma?" tanya Ferdi dengan nafas terengah-engah kepada istrinya, yang kebetulan sedang duduk berdampingan dengan Helza.Ketika mendengar kabar, Ferdi masih dalam keadaan meeting dan buru-buru langsung ke rumah sakit. Dengan memacu kuda besi yang tidak lagi ia sadari berapa kecepatan jarak tempuh. Sayangnya jalanan masih dengan drama yang sama setiap hari ya itu, kemacetan yang sulit diurai. Maka langkah Suami Shiza itu semakin terkendala saja."Kata Dokter Arfian, sekarang Oma udah nggak papa sih, Mas. Alhamdulillahnya tadi ada pria baik yang segera bawa Oma ke sini." Senyum menawan kembali hadir setelah sepersekian jam sirna akibat rasa takut yang mendera istri Ferdi tersebut. "Pria baik. Apa jangan-jangan calon adik ipar, yang selama ini tengah kita nantikan kehadirannya, untuk mengobati luka tak berdarah seseorang. ya kan, sayang," kata Ferdi sejurus dengan tatapannya yang mengarah ke Helza.Helza melengos seakan tidak suka. Dengan kalimat yang barusan Ferdi u
Read more
Permintaan Mama Rossa
"Ada obatnya, Nak?" intonasi bernada rendah nan lembut, itu milik seorang wanita berparas cantik. Walau di usianya yang sudah memasuki kepala lima lebih, beliu adalah Rossa Linda mamanya Azam "Ada Ma," jawab Azam sembari memperlihatkan kantong plastik di genggaman tangannya. Rosalinda tersenyum, keteduhan terlihat dari manik matanya yang sayu, tutur katanya lemah lembut, karakter seorang ibu begitu melekat padanya. Rossa Linda berjalan ke arah sang putra. Kemudian duduk di sofa tangannya, menepuk-nepuk sofa seolah meminta Azam ikutan untuk bergabung. "O ya, baju yang kemarin Mama minta mana? Apa Azam, lupa ambil di butik Bu Sonya? Padahal lusa rencananya mau dipakai ke pesta pernikahan anak teman Mama lo." Putranya itu meletakan kantong plastik. kemudian berkata,"Azam udah sampai sana, tapi ibu … itu mendadak pingsan. Akhirnya Azam bawa ke rumah sakit Sentra Hospital, dan mengenai baju Mama, lupa ambil karena buru-buru ke restoran. Maaf Ma," sesal pria tampan tersebut merasa bersa
Read more
Siapa Dia
Malam kembali menyapa, kala itu sang bumantara hadir dengan warna biru cerah di atas sana. Dengan gumpalan putih, yang mengelilingi di setiap sisi. Di ufuk timur ibu bulan mulai berteger dengan setia, seraya tersenyum meskipun senyumnya belum sepenuhnya terbit. Namun, tidak mengurangi sinar teduhnya. Di sebuah bangku taman rumah sakit, seorang gadis duduk dari sorot manik cokelat kosong, seolah tersirat beban yang begitu berat . Seperti bait kalimat yang tadi diucapkan Sonya, sang Oma. Tentang perjodohannya. Sekali lagi wanita paruh baya itu tampak kekeh dengan niatnya. Tadi waktu di dalam basal Oma Sonya sekali lagi meminta Helza untuk menemui pria itu. Anggap untuk perkenalan begitu katanya. Kalau cucunya itu bersedia. Maka dia akan menelepon Ibu dari si pria membuat schedule untuk berjumpa.Dilema. Tentu Helza rasakan, haruskan dia mengikuti permintaan dari Omanya? Mengorbankan sisa hidup bebas yang selalu dijalani. Memilih jadi gadis baik lagi penurut. Atau pergi dan abai saja ke
Read more
harapan Azam
Azam bergegas turun dari ruangannya yang berada di lantai dua. Saat mendapat notifikasi Bahwa barang yang dia pesan dari Aceh sampai setelah ba'da isya. Langkah jangkung pria itu berhenti di rest area karena mendapati dua orang gadis, tengah duduk tidak jauh tepat dimana mobil truk akan parkir. Ini sudah kali ketiga anak mama Rosa itu mencoba memanggil sang gadis nyatanya tetap bergeming. “Mbak, Maaf ya, tolong bisa pindah ke bagian dalam karena meja dan kursinya sementara mau dipindahin. Maaf untuk ketidaknyamanannya!” seru pria tersebut. tanpa sadar telapak tangannya masih belum beranjak dari bahu Helza. Agnes sontak terkesima melihat penampilan pria itu, yang masih mengenakan setelan khas habis menunaikan sholat fardhu. Ouh, tampan sekali! dalam hati gadis ayu itu berharap semoga saja pria ini masih jomblolillah. “Nes, bayar gih! Aku udah pen balik ke rumah sakit nie, kasihan oma, nanti nyariin aku kalau kelamaan di luar. Kalau ketahuan sama dokter jones itu aku salah lagi.” Hel
Read more
DMCA.com Protection Status