Share

Bab 22. Rasa yang Tak Pernah Selesai di Masa Silam

“Dokter?” Hanan memanggil sang dokter kala lelaki berkacamata itu tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Sang dokter mengerjapkan mata lalu tersenyum singkat.

“Oh, maaf, maaf. Saya kira saya salah melihat. Kalian memiliki wajah yang sangat mirip,” ucapnya. “Um … mengenai kondisi pasien, untuk saat ini bisa dikatakan stabil. Dia mendapatkan pertolongan tepat waktu. Kram seperti ini memang biasa terjadi, tetapi dalam kasus istri Anda memang perlu penanganan yang intensif,” lanjutnya.

“Maksudnya, istri saya harus rawat inap, Dok?” tanya Hanan.

“Sebaiknya begitu, jadi kami bisa memantau kondisinya selama dua puluh empat jam. Jikapun tidak, istri Bapak perlu bedrest setidaknya selama satu minggu sebelum melakukan aktivitas seperti biasa. Plus, hindari stres dan pekerjaan berat,” jawab si dokter.

“Nggak apa-apa, Dok. Kalau memang harus rawat inap, saya tidak keberatan,” balas Hanan.

“Itu keputusan yang bijak.” Dokter itu lantas berpaling pada perawat yang ada di belakangnya. “Suster, tolong si
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status