Share

Bab.2 . aku bisa jelaskan?

Revan pun langsung menjelaskan pertanyaan wanita yang telah melahirkan dirinya itu. Dia bilang, tadi datang ke ulang tahun temannya itu, mereka disana berpesta layaknya seperti anak muda, tanpa sengaja seorang wanita terjatuh sehingga bibirnya menyentuh kerahnya. Revan berharap dengan penjelasannya tidak ada salah paham lagi, dia merasa cape bila harus terjadi ke ributan di rumah. Kinan yang mendengar penjelasan sang suami hanya tersenyum sinis menatapnya. Bukannya tidak percaya, akan tetapi dia merasa heran, ketika dirinya minta penjelasan serta bicara dengan nada tinggi, dia marah. Sedangkan sama Ibunya, luar biasa, sungguh di luar nalar.

"Kamu enggak berbohongkan?" tanya Bu Gina.

"Ya ampun, Bu. Masa enggak percaya sama putranya sendiri. Aku orangnya setia dan enggak mungkin aku selingkuh," ujar Revan.

Bu Gina pun menatap netra putranya itu. Dia yakin kalau putranya tidak mungkin melakukan hal itu. Dia juga tahu kalau Revan sangat menyayangi Ibu serta adiknya, jadi tidak mungkin menyakiti hati seorang istri. Wanita paruh baya itu langsung menatap kesal menantunya karena telah membuat keributan di rumah dan merasa tidak menyangka kalau Kinanti telah menuduh putranya selingkuh.

"Masa iya, kamu enggak percaya sama suamimu sih, Kinan. Dia enggak mungkin selingkuh," ucap Bu Gina.

"Huh! Udahlah, pusing, Ibu. Lain kali jangan bertengkar mulu, malu sama tetangga!" ketus Bu Gina.

Wanita paruh baya itu segera pergi dari hadapan Revan serta, Kinan. Dia segera berjalan menuju kamarnya. Kini hanya ada sepasang suami istri disana. Revan langsung menatap sang istri, kemudian segera melangkahkn kakinya menuju ranjang karena sangat lelah ingin tidur. Kinanti yang melihat sang suaminya pergi begitu saja hanya bisa berkata sabar. Tiba-tiba Kinan pun menguap karena mengantuk, dia pun segera berjalan menuju ranjang. Saat sudah ada di ranjang dia menatap sang suami yang sudah tidur duluan. Dia merasakan kekecewaan kepada Revan, apa yang telah dia lakukan tadi. Dia berharap Tuhan melembutkan hatinya agar dia bisa menghargai dirinya.

"Aku bingung Tuhan, bertahan sakit tapi pergi darinya merasa bingung harus beralasan apa sama dia. Engkau maha tahu Tuhan, kalo suamiku orang yang selalu pingin menang sendiri dan enggak mau disalahkan batin Kinan."

'Untuk saat ini aku akan bersabar menghadapi semuanya. Tapi, jika dia sudah sangat keterlaluan dan bermain di belakangku, maaf aku akan pergi,' gumamnya.

Kinanti memijitnya keningnya yang terasa sangat pusing. Wanita cantik itu segera merebahkan tubuhnya diatas ranjang, lalu memejamkan mata agar tertidur dan berharap besok sehat kembali. Hingga akhirnya, mereka pun kini sudah berada di alam bawah sadarnya.

#Keesokan Harinya.

Kinan yang kini selesai sarapan paginya, langsung berjalan menuju mobil. Dimana disana sudah ada suaminya yang duluan berjalan. Wanita itu segera masuk ke dalam mobil. Tiba-tiba bunyi ponsel berdering milik Revan. Pria itu langsung mengangkatnya.

"Mas, bisa bantu aku enggak? Datanglah kesini ke rumahku," ucap Ica di sebrang sana.

"Emm ...gimana ya." Revan merasa bingung karena harus mengantarkan istrinya berangkat kerja.

"Aku mohon, please." Pinta Ica.

"Baiklah, aku akan kesana sekarang," ucap Revan.

Pria itu segera mematikan ponselnya saat sudah selesai berbicara. Dia langsung menatap istrinya yang kini sedang duduk di samping dirinya. Mungkin, dia harus mencari alasan agar Kinan tidak curiga kepada dirinya.

"Maaf, aku enggak bisa mengantarkan kamu kerja," ucap Revan.

"Loh, kenapa, Mas?" tanya Kinan.

"Kebetulan barusan ada yang menelpon, katanya Pak Zae, ada Klien yang sudah menunggu di restoran, dan aku harus pergi sekarang juga kesana," jawab Revan dengan berbohong.

"Oh. Terus, aku naik apa?" tanya Kinan.

"Kan kamu bisa naik angkot, atau naik kendaraan online saja," jawab Revan.

"Baiklah." Kinan memilih untuk mengalah

Wanita cantik itu pun segera keluar dari mobil tersebut. Dia menghembuskan napasnya dengan kasar. Merasa sangat aneh karena pagi hari udah ada pertemuan Klien. Revan pun kini segera menjalankan mobilnya pergi dari rumah. Kinan hanya menatap kecewa mobil sang suami dari jauh. Tak lama kemudian, taksi yang di pesan pun kini sudah ada. Kinan dengan segera masuk ke dalam mobil tersebut.

Kinanti sudah hampir satu tahun kerja di PT. HOGA sebagai sekertaris, ada alasan kenapa dia bekerja, karena merasa jenuh di rumah. Apalagi, sosok mertua yang kini selalu ikut campur tentang rumah tangganya serta sang suami yang kini telah berubah. Revan pun tidak melarang istrinya untuk bekerja, padahal dia seorang CEO yang bekerja di perusahaanya, akan tetapi pria itu tidak mau bikin banyak terjadi percekcokan jika melarang dan akhirnya setuju Kinanti bekerja.

#Satu jam kemudian ....

Mobil taksi yang di tumpangi Kinanti pun, kini sudah berada di kantor. wanita itu dengan segera keluar dari taksi tersebut. Sebelum pergi, Kinanti memberikan uang kepada sang sopir untuk membayarnya telah mengantarkan ke tempat kerja.

"Kembaliannya ambil aja, Pak," ucap Kinan sambil berlalu.

"Terima kasih, Non." Sang sopir merasa bersyukur masih ada orang yang baik.

Kinan segera berjalan masuk ke dalam kantor tersebut. Dia terburu-buru karena hanya waktu tersisa sepuluh menit lagi. Walaupun berjalan terburu-buru, dia selalu menyempatkan menyapa sesama karyawan. Bell pun berbunyi, tepat Kinanti sudah berada di ruangan kerja. Dia langsung menatap atasannya yang kini sudah berada di kursi kekuasaan.

"Maaf, aku terlambat, Pak," ucap Kinan menundukkan kepalanya.

"Enggak apa-apa, kok. Lain kali jangan di ulangi lagi," ucap Rangga.

"Iya, Baik, Pak." Kinan menganggukan kepalanya. Wanita itu segera berjalan menuju tempat kerjanya.

"Oya, hari ini kita ada pertemuan Klien," ucap Rangga.

"Sekarang, Pak?" tanya Kinan.

"Tentu saja," jawab Rangga.

Rangga pun menyuruh agar Kinanti membereskan tempat kerjanya kembali karena pertemuan Klien akan dilaksanakan sekarang. Mereka pun segera pergi dari ruangan tersebut, lalu berjalan menuju mobil yang akan mengantarkan mereka untuk bertemu dengan Klien. Sang sopir pun segera menjalankan mobilnya sesuai perintah Rangga.

Di perjalanan tanpa sengaja Kinan melihat seseorang yang sangat dia kenali. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Kinan mencoba untuk mengucek-ngucek matanya, berharap kalau dia salah melihat. Namun, sayang, kalau dia jelas melihatnya dan Kinan pun sangat yakin kalau dia pria yang sangat dia kenali.

"Enggak mungkin, aku enggak mungkin salah lihatkan kalau dia, Mas Revan batin Kinanti."

Kinanti masih bertanya-tanya dengan siapa dia berjalan? Dia melihat jelas kalau sang suami sambil menggandeng seorang wanita. Kebetulan, wanita itu membelakanginya sehingga kinan tidak bisa melihat jelas, siapa wanita itu. Kinanti mengepalkan kedua tangannya merasa sangat geram. Rangga yang tadi memperhatikan Kinanti hanya mengerutkan keningnya karena dari tadi terus menatap keluar.

"Berhenti!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status