Share

Bab.6.Selingkuh?

"Bagaimana dengan Kinan? Apakah dia mau menerima aku sebagai istrimu?" tanya Ica.

Wanita itu jadi patah semangat saat mengingat istri pertamanya Revan. Dia merasa jadi khawatir, Kinan malah berhasil membuat Revan untuk meninggalkan dirinya. Pria yang kini ada di samping Ica langsung memegang tangannya.

"Jangan khawatir kalo masalah dia, biarkan aku yang mengurusi semua ini. Mau, tidak, mau, Kinan harus menerimanya!" Revan tersenyum sinis saat mengingat istrinya itu.

"Makasih, sayang. Aku benar-benar sangat menyayangimu," ucap Ica.

Revan kini mengusap perut Kinan yang masih rata. Dia benar-benar sangat senang, serta tidak menyangka akan menjadi seorang Ayah. Begitu pun dengan Ica, dengan tersenyum ikut bahagia saat Revan berkata seperti itu. Dia semakin yakin kalau Kinan pasti akan tersingkirkan dari hidup Revan.

*

*

# Di tempat lain.

"Kita pergi ke cafe sekarang juga!" ucap Rangga menghampiri Kinan yang kini sedang mengerjakan tugasnya.

Kinan kemudian menghentikan pekerjaannya, dia langsung menatap sang atasan. Kinan tidak mengerti tiba-tiba Rangga mengajaknya untuk ke cafe, padahal jam istirahat masih lama. Memang, dia suka mengajak makan di luar kalau waktunya beristirahat.

"Mau ngapain, Pak? Ini masih jam setengah sebelas, masa iya, mau istrirahat jam segini?" ucap Kinan.

"Loh, emangnya siapa yang ngajak istrirahat?" tanya balik Rangga.

"Tadi bapak ngajak aku ke cafe," jawab Kinan.

Rangga mengelengkan kepala saat Kinan menjawab seperti itu. Padahal dirinya mengajak ke cafe bukan untuk istirahat, akan tetapi ada pertemuan Klien disana yang kini sedang menunggunya. Rangga mendekatkan wajahnya mendekati wajah Kinan, wanita itu langsung mendorong dada atasannya karena merasa risih.

"Apaan sih, Pak, ingat loh, aku udah punya suami," kesal Kinan.

Rangga hanya tersenyum tipis saat melihat Kinan seperti itu. Dia merasa lupa kalau wanita yang kini menjadi sekretaris sudah menikah.

"Oya, kita ke cafe karena ada pertemuan Klien disana," jelas Rangga.

"Oh, gitu ya, Pak. Kirain aku ...." perkataan Kinan harus terputus karena Rangga langsung memotong pembicaraannya.

"Lagian, aneh sekali dengan pikiranmu itu, masa iya, jam segini aku ngajak istrirahat sih," ucap Rangga.

Kinan tersenyum gugup karena kesalahpahamannya. Dia segera langsung membereskan tempat kerjanya karena sekarang harus pergi tempat cafe bersama atasannya itu. Mereka pun kini segera pergi dari ruangan tersebut dan berjalan menuju mobil yang terparkir di luar.

#Mobil yang dikendarai Rangga pun kini sudah sampai di sebuah cafe. Mereka segera keluar dari mobil tersebut, lalu berjalan menuju cafe itu. Mereka kini mencari Klien yang sudah menunggu dari tadi. Saat sudah ketemu seseorang yang akan di temuinya, Rangga serta Kinan segera menghampiri Klien tersebut.

"Maaf saya telat dan telah membuat Anda menunggu saya," ucap Rangga menatap Klien tersebut.

"Tidak apa-apa. Oya, silahkan duduk," ucap Pak Toto sambil mempersilahkan agar Rangga serta, Kinan duduk di kursi yang sudah di sediakan.

Rangga serta, Kinan pun segera duduk di kursi tersebut. Rangga merasa sangat bersyukur karena Kliennya begitu sangat pengertian. Pak Toto pun meminta agar Rangga segera menjelaskan kerja samanya.

"Baiklah, saya akan memulainya sekarang juga," ucap Rangga.

"Iya, silahkan," ujar Pak Toto tersenyum.

Rangga pun segera menjelaskan Misi serta Visi dalam perusahaannya, sedetail mungkin dia menceritakan tentang kerjasamanya itu. Kinanti pun ikut mendengarkannnya. Tanpa sengaja dia menatap seseorang yang sangat dia kenali. Dia merasa yakin kalau pria itu adalah suaminya.

"Eh, tunggu, dulu! Bukannya dia Revan 'kan? Lagi ngapain dia sama wanita itu? batin Kinan."

Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dia merasa curiga saat wanita itu menyenderkan kepalanya di bahu Revan. Apalagi Kinan terbelalak saat suaminya itu mencium rambut wanita itu. Di dalam hatinya penuh bertanya-tanya tentang wanita yang kini bersama suaminya.

"Sial! batin Kinan."

Kinan mengepalkan kedua tangannya. Dia yakin kalau Revan serta telah berselingkuh dengan wanita itu. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Revan telah tidak membuat rumah tangganya hancur dan membiarkan wanita lain masuk ke dalam hidupnya.

"Awas saja kalian! Batin Kinan."

Kinan merasa sangat geram, wanita itu mengempalkan kedua tangannya. Yang tadinya fokus mendengarkan penjelasan Rangga, kini malah jadi kacau serta, malah fokus menatap suaminya yang kini semakin mesra.

Saat Yudha sedang menjelaskan tentang kerja sama, sekilas dia menatap sekretarisnya itu. Entah, dia pun merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia menatap netra Kinan seolah ada nasib yang membuat dirinya begitu tidak fokus.

"Sekian pembahasan saya sampe sini," ujar Rangga saat sudah selesai menjelaskan semuanya.

"Iya, terima kasih. Saya juga sangat senang bisa kerja sama dengan Anda," ujar Pak Toto.

"Iya, sama-sama, Pak. Semoga saja dengan kerja sama kita, menjadi lebih baik, maju, serta sukses," ucap Rangga.

"Aamiin, semoga saja ya, Pak." Pak Toto tersenyum.

Pak Toto berharap kerja samanya nanti bisa lebih baik lagi dan perusahaannya semakin maju dan lebih sukses. Karena tidak ada pembahasan yang harus di jelaskan, Pak Toto pun pamit untuk pulang.

"Kalo begitu, saya permisi pulang duluan ya, Pak. Saya ucapkan terima kasih atas kerja samanya" ucap Pak Toto.

"Iya, silahkan, Pak. Hati-hati di jalanya dan semoga selamat sampai tujuan," kata Rangga.

"Iya, terima kasih. Kalo begitu saya pamit. Selamat siang."

"Iya, Pak."

Pak Toto pun segera pergi meninggalkan Rangga disana. Dia segera berjalan menuju keluar dari cafe tersebut. Rangga pun tersenyum sangat senang dengan hasil pertemuan dengan sang Kliennya itu. Tiba-tiba dia menatap Kinan yang dari tadi menatap ke arah yang dia tatap.

"Kinan ...," panggil Rangga.

Wanita itu tidak menyahuti perkataan Rangga. Dia terus menatap ke arah yang membuat dirinya semakin emosi. Kinan sudah tidak tahan lagi melihat perlakuan Revan kepada wanita itu yang begitu semakin mesra.

"Ini tidak bisa aku biarkan!" Kinanti mengebrak meja yang dia tempati.

Rangga merasa kaget saat Kinan mengebrak meja. Apalagi, saat menatap wajah Kinan seperti ingin siap-siap memusnahkan sesuatu. Rangga menatap kearah yang di tatap Kinan, akan tetapi entahlah, siapa yang di tatap karena banyak orang disana yang sedang bersantai menikmati cemilan.

"Kinan...,"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status