Share

Pertemuan Kembali

"Emanuelle Carl melamar sebagai juru masak baru?”

Sang asisten mengangguk cepat mendengar pertanyaan Lucas. “Saya melihat dia saat praktek memasak tadi. Dia terlihat sangat cermat dalam makanan dan bersemangat. Tampak sekali dia ingin bekerja di sini."

Bibir Lucas sedikit tertarik ke atas. Ia lalu mengambil kertas lamaran milik Elle. Entahlah, sepertinya semesta mempermudah rencananya.

Lucas tak perlu mencari wanita itu susah payah. Dia justru yang datang padanya.

“Terima dia.”

Henry sontak menatap atasannya bingung. "Tapi, ia hanya tamatan SMA dan—"

"Terima dia." Kali ini, Lucas mengulang sembari menatap tajam sang asisten.

Henry terkesiap. Tidak biasanya Lucas, yang selalu mementingkan latar belakang orang yang akan bekerja dengannya, mengabaikan pendidikan pegawainya.

“Ehem…”

Deheman Lucas menyadarkan sang asisten.

Segera, pria itu mengangguk hormat, menyetujui keputusan atasannya lalu menghilang dari hadapannya.

Sementara itu, Lucas menampilkan smirk andalannya kembali kala melihat portofolio Elle.

“Kau tidak akan bisa lari dariku, Sayang.”

****

[Email: Terima kasih telah melamar di perusahaan kami. Anda secara resmi dinyatakan diterima bekerja di perusahaan kami. Berikut ini adalah SOP kami yang perlu Anda pahami…]

“Apa?!” pekik Elle kala membuka ponsel.

Hampir saja, ia membangunkan Ares dengan suara teriakannya itu.

Sungguh, Elle tidak menyangka akan diterima di perusahaan besar itu, mengingat banyak sekali pelamar yang mungkin memiliki kualifikasi lebih darinya.

Dalam hati ia bersuara, "Aku janji akan melakukan yang terbaik."

Elle dengan sigap memakai penampilan terbaiknya, ia tidak ingin menorehkan kesan buruk di hari pertamanya bekerja.

Dikecupnya kening Ares yang masih tertidur pulas. Elle menitipkan Ares pada perawat yang berjaga dan menitipkan beberapa pesan apabila anak itu mencarinya.

Untung saja, bus tepat berhenti di depannya, Elle segera masuk.

Diperjalanan, Elle menghubungi sahabatnya untuk memberitahu kabar baik ini.

"Kau diterima? Sungguh? Wah, luar biasa. Kau harus mentraktirku, Ms. Carl."

"Kau memang teman yang sangat luar biasa, Mr. Lee. Kau mendapat penghargaan dariku, sebuah doa agar kau cepat bertobat."

"Sialan kau!" Elle tertawa.

"Tapi, maaf aku tidak bisa datang menemuimu sekarang karena sedang ada urusan. Yeah, you know what I mean, right?"

Elle hanya memutar matanya begitu mendengar desahan di seberang sana.

"Baiklah. Puaskanlah urusanmu itu."

Terdengar suara deheman sebelum suara nada terputus di pendengaran Elle.

Elle menghela napas. Posisinya memang tidak terlalu menonjol, tapi menjadi juru masak pribadi CEO juga menegangkan.

Ia pun merapikan rambut panjangnya yang diikat ketat di bawah leher, mencoba meyakinkan dirinya bahwa hari ini akan berjalan lancar.

“Ya,kau pasti bisa, Elle,” lirihnya, ”demi Ares.”

***

"Perkenalkan, ini Emanuelle Carl. Ahli gizi juga juru masak pribadi Mr. Smith."

Elle tersenyum ramah begitu executive chef mengenalkannya pada anggota juru masak lainnya. Tidak banyak juru masak di sini, hanya ada enam orang, termasuk dirinya.

"Mari Ms. Carl, aku antarkan ke ruanganmu."

Mendengar itu, Elle lantas mengekori Tony yang menuju ke sudut ruangan, hingga tibalah mereka di sebuah pintu dengan tittle juru masak pribadi Mr. Smith.

"Smith?" Elle spontan membatin. Ia teringat nama belakang kekasihnya dulu.

"Ini adalah ruangan Anda."

Suara Tony menyadarkan Elle dari lamunan. Diperhatikannya ruang kerjanya itu yang tidak terlalu besar, tetapi terlihat cukup nyaman.

Lalu, ada rak buku, komputer, serta seragam chef, juga laci kecil.

"Anda dapat menggunakan seragam itu sekarang juga, ada penggantinya juga di laci jika butuh."

Elle pun mengangguk, paham.

"Ini adalah catatan mengenai hal yang disukai atau yang tidak disukai oleh Mr. Smith. Semuanya sudah tertera di sana, jadi kau tidak hanya memperhatikan gizi dan masak, kau harus mempertimbangkannya dalam buku ini," lanjutnya pada perempuan itu sembari menyodorkan sebuah buku, "Satu hal lagi, Mr. Smith tidak suka jika masakannya hanya itu-itu saja, kau harus berkembang dan kreatif di sini. Kau mengerti?"

Elle gugup mengambilnya.

Melihat betapa buku itu cukup tebal, Elle seketika lega. Sepertinya, Mr. Smith yang dimaksud bukanlah Lucas karena mantan kekasihnya itu tidaklah pemilih dalam makanan. Mungkin, bosnya ini adalah adalah seorang pria tua dengan perut buncit yang sangat temperamen?

"Satu hal lagi, Mr. Smith tidak suka telat. Jadi, pastikan kau masak tepat waktu. Hari ini, kau diberi keringanan lima menit. Makan siang akan berlangsung pada pukul 12, tapi itu tergantung pada kesibukannya, bisa mundur ataupun sedikit telat. Kau sudah harus siap."

"Aku juga memberikanmu ponsel yang hanya bisa kau gunakan jika di sini, di sana sudah terdapat nomorku dan sekretaris Mr. Smith. Aku akan memberikan informasi padamu melalui ponsel itu."

Elle lagi-lagi hanya mengangguk mendengar penjelasan pria di depannya..

"Baiklah. Apakah ada yang ingin anda tanyakan?" tanya Tony basa-basi mengikuti Elle masuk. Gadis berambut panjang itu menggeleng sambil tersenyum kecil.

"Terima kasih atas bantuan Anda," ucap Elle sembari mengulurkan tangan.

"My pleasure." Tony menyambutnya dan menggenggam hangat. "Semoga

Anda betah di sini dan selamat bekerja."

Setelah mengantarkan pria itu keluar dari ruangannya, tak butuh waktu lama bagi Elle untuk merangkum segala hal di buku itu.

Ia juga mulai bergelut di belakang dapur dengan menu yang telah dipikirkan matang-matang.

Untungnya, pas sekali, Elle menyelesaikan masakannya tepat di jam makan siang.

Tidak ingin membuat atasannya menunggu, Elle segera mendorong troli makanan itu menuju lantai 10.

Sesampainya di sana, Elle mengetuk satu-satunya pintu besar yang ia yakin tempat bosnya berada.

"Masuk." Suara bariton terdengar dari dalam.

Elle menghela napas dan berharap bosnya itu menyukai makanannya.

Namun, begitu pintu terbuka, Elle melebarkan kedua matanya.

“Lu–Lucas?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status