(Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan

(Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan

Oleh:  willia ds  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
107Bab
3.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karena statusnya sebagai anak seorang pembantu, Ibu dari Lucas sangat membenci Elle. Ia bahkan mengusir perempuan itu dan mengancam dirinya. Hanya saja, Elle tak menyadari bahwa dirinya sedang mengandung anak sang kekasih. Bertahun-tahun kemudian, takdir justru mempertemukan mereka kembali. Elle kini bekerja di perusahaan Lucas dan menjadi juru masak pribadi pria itu! Sayangnya, Lucas kini menjadi sosok yang berbeda. Selain terkenal sebagai CEO dingin, Lucas juga tampak dendam pada perempuan itu. Ia bahkan membuat rencana balas dendam untuk menjebak Elle dalam sangkar emasnya dan menautkan stasus wanita simpanan eksklusif untuk dirinya ... Lantas, bagaimana kisah keduanya? Apakah Lucas justru akan menyesali tindakannya?

Lihat lebih banyak
(Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
willia ds
I hope you guys enjoy it ...
2023-08-21 08:13:19
2
107 Bab
Panik
"Setelah apa yang telah kau lakukan padaku, kau tidak akan bisa lari dariku, Elle! Kau harus menebus semuanya!"Elle terkesiap. Sontak, ia membuka mata dan memandangi langit-langit kamar. Tubuhnya banjir dengan keringat dan degup jantungnya juga menggila. Sudah dua bulan belakangan ini, perkataan mantan kekasihnya itu terus menghantuinya dalam mimpi. "Kenapa…?" lirih Elle dalam hati yang merasa kesal dengan dirinya.Sepuluh tahun telah berlalu sejak mereka menghabiskan malam yang panjang bersama. Meski didesak keadaan, Elle-lah yang memutuskan untuk pergi meninggalkan Lucas –mantan kekasihnya– pada malam perpisahan mereka.Pria itu mungkin sudah menemukan perempuan lain yang setara –sesuai dengan keinginan sang Ibu. Tidak seperti dirinya yang hanya seorang anak pembantu yang tak pernah mengenal ayah kandungnya sama sekali. "Ibu…."Elle sontak tersentak mendengar suara sang anak –Ares. Bocah berusia 9 tahun itu datang menghampiri dirinya dan duduk di sisi ranjang. Elle pun terbang
Baca selengkapnya
Pertemuan Kembali
"Emanuelle Carl melamar sebagai juru masak baru?”Sang asisten mengangguk cepat mendengar pertanyaan Lucas. “Saya melihat dia saat praktek memasak tadi. Dia terlihat sangat cermat dalam makanan dan bersemangat. Tampak sekali dia ingin bekerja di sini." Bibir Lucas sedikit tertarik ke atas. Ia lalu mengambil kertas lamaran milik Elle. Entahlah, sepertinya semesta mempermudah rencananya.Lucas tak perlu mencari wanita itu susah payah. Dia justru yang datang padanya.“Terima dia.”Henry sontak menatap atasannya bingung. "Tapi, ia hanya tamatan SMA dan—""Terima dia." Kali ini, Lucas mengulang sembari menatap tajam sang asisten.Henry terkesiap. Tidak biasanya Lucas, yang selalu mementingkan latar belakang orang yang akan bekerja dengannya, mengabaikan pendidikan pegawainya.“Ehem…”Deheman Lucas menyadarkan sang asisten. Segera, pria itu mengangguk hormat, menyetujui keputusan atasannya lalu menghilang dari hadapannya. Sementara itu, Lucas menampilkan smirk andalannya kembali kala mel
Baca selengkapnya
Sebuah Rencana
Bertemu dengan pria yang ia pernah cintai dan hindari, jelas membuat Elle merasa terbakar. Ada sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan sedang bersarang di hatinya, sesuatu yang dapat meledak kapan saja. Oleh sebab itu, perempuan itu pun terdiam–berusaha menormalkan degup jantung dan ekspresinya. Di sisi lain, Lucas tersenyum dalam hati. Ia senang melihat response Elle. Namun, pria itu berusaha menyembunyikannya. "Silakan masuk,." ucapnya dingin–membuat Elle melangkah mendekat ke pria itu tanpa sadar meski menunduk."Apa yang kau bawa?" "Aku memasak ayam panggang dengan sup akar teratai sebagai hidangan utama. Untuk hidangan penutup, aku menyediakan puding buah dan jus jambu yang segar," ucapnya tanpa berani melihat sang atasan.Lucas tidak menjawab. Pria itu malah memandangi Elle yang terus menyembunyikan wajahnya. Mengetahui itu, Elle semakin khawatir jika pria di hadapannya dapat mengenalinya. Ia pun lantas memutuskan untuk undur diri. "Selamat siang dan selamat menikmati, Mr. Smith
Baca selengkapnya
Tak Semudah Itu...
Keesokannya, Elle bekerja seperti biasa. Namun, ia mengamati sekitar–mencari celah untuk memulai misi menghindari Lucas.Ia tak akan berkeliaran di tempat lain. Lalu,hanya akan berkutat di ruang kerjanya dan dapur.“Berhasil,” gumam Elle bangga.Lalu, untuk masalah kedua….Tepat jam makan siang, Elle melihat executive chef datang. Menghela napas, Elle mulai menghampiri atasannya itu dengan ekspresi yang dibuat cemas."Ada apa, Elle?" tanya atasannya itu."Maaf, Sir. Perutku sangat sakit, aku tidak bisa mengantar makanan untuk Lucas sekarang. Apa kau bisa menyuruh orang lain saja? Aku sudah tidak sanggup. Semua makanan sudah aku letakkan di dalam troli."Pria dengan rambut pirang itu langsung mengiyakan tanpa curiga. Elle senang. Ia segera berlari menuju bilik toilet dan bersembunyi di sana. Namun, itu tak berlangsung lama kala Elle sadar sampai kapan ia bisa memakai trik ini?Sementara itu, Lucas menoleh saat pintu ruangannya terbuka. "Ini untuk makan siang, Sir."Melihat bukan
Baca selengkapnya
Insiden
Elle kembali bekerja.Jika, biasanya jam tujuh baru sampai, kini jam enam ia harus bergelut di balik dapur.Setahunya, Lucas akan datang tepat jam tujuh pagi. Jadi, Elle harus menyelesaikan masakannya sebentar lagi. Meski tidak semangat, Elle berusaha tetap profesional. Ia ingin meletakkan makanan sebelum Lucas datang di ruangannya. Dan, berhasil! Elle kembali setelah meletakkan troli di ujung ruangan. Ia beristirahat sebentar sebelum menyiapkan makan siang.Seperti tadi, Elle kembali mendorong troli yang berisi makan siang ke ruangan Lucas.Elle menghela napas sebelum akhirnya mengetuk pintu itu.Tok Tok Tok! Namun, tidak ada jawaban. Elle lantas mendorong sedikit pintu itu–berharap Lucas tak di ruangan. Hanya saja, prediksinya salah. Wanita itu terkejut melihat Lucas di sana dan tengah bercumbu dengan seorang wanita berambut blonde. “Emm … Ahhh.” Suara desahan mereka yang menyatu entah mengapa menyayat hati Elle. Tak sengaja, tatapannya beradu dengan Lucas. Spontan, Elle b
Baca selengkapnya
Makan Malam
Rupanya, memberi sedikit permainan untuk Elle tidak sesusah yang Lucas pikirkan. Namun, ia tidak akan menyia-nyiakan semua ini."Henry, bisakah kau ke ruanganku sebentar? Ada yang harus kau lakukan," perintah Lucas.Pria itu menyeringai. Malam ini ia harus mendapatkan wanita itu. Membayangkan itu, Lucas semakin tidak sabar. Ia bahkan tidak mengerjai wanita itu sama sekali pada makan siang.***"Lucas Smith," balas Lucas ketika penerima tamu menanyakan namanya. Kini, Lucas dan Elle sudah berada di sebuah restoran mewah di tengah kota New York."Meja untuk Anda sudah disiapkan di tepi jendela. Mari saya antar." Pria itu mempersilakan keduanya untuk mengikutinya menuju elevator.Dalam diam, Elle memandang kota New York dan gemerlap lampunya di kala malam. ‘Coba saja ada Ares disini, bocah itu akan takjub,’ batin Elle."Kau ingin pesan apa?"Mendengar pertanyaan Lucas, Elle menggeleng kaku. "Tidak, aku di sini hanya untuk menemanimu."Lucas meliriknya sekilas lalu berdecak. "Maksudku,
Baca selengkapnya
Simpanan
Elle perlahan membuka mata dan terkejut kala menemukan dirinya terbangun di tempat yang asing baginya. Terlebih, saat menoleh ke samping dan menemukan Lucas yang sedang tertidur tanpa atasan. Wanita itu tercekat. Mendadak, ia ingat betapa panasnya pergulatan mereka. Apalagi, miliknya kini terasa tidak nyaman dan sakit, sudah pasti ia melakukannya dengan Lucas. "Aku pasti sudah gila!" erang Elle frustasi. Melihat ke arah jam dan menemukan bahwa kini sudah pukul 4 pagi, Elle memilih segera mengemas barang-barangnya dan pergi sebelum Lucas terbangun. "Kau benar-benar bodoh, Emanuelle Carl!" desisnya seraya berjalan keluar untuk menyetopkan taksi yang lewat. Di sisi lain, Lucas terbangun begitu mendengar suara dering ponselnya. Ia berdecak sebelum mengangkatnya. "Halo?" "Kau di mana? Ini sudah jam 9 pagi." "Jam 9?" ulang Lucas terkejut. "Ya, kau lupa jika hari ini ada rapat mengenai peluncuran produk baru? Mereka semua sudah berkumpul." "Atur ulang jadwal saja, aku sedang di h
Baca selengkapnya
Lucas Tahu?
Esok paginya, Elle sepenuhnya menghindar dari Lucas. Tidak ia pedulikan pria itu yang kerap kali menelpon untuk komplain masakan atau ingin dibawakan sesuatu. Karena itu, hal remeh seperti laporan absensi pegawai–yang seharusnya bukan jobdesc Elle–diprotes pria itu.Jadi, Elle terpaksa menebalkan mukanya kala berhadapan dengan sekretaris yang selalu membuang muka saat dirinya menitipkan makanan. Buk! Setelah menutup pintu, Elle langsung melempar diri ke sofa empuk sambil meluruskan kakinya yang pegal.Wanita itu memijat dahi, berusaha mengurangi rasa sakit kepala yang diderita.Berusaha untuk menghindari atasan sambil tetap mempertahankan performa kerja bukan pekerjaan mudah. Untung saja, di rumah, Ares tidak banyak tanya mengenai kejadian semalam. Meski demikian, Elle tahu jika anaknya itu jelas menaruh curiga padanya. Drrrt!Dering telepon berbunyi memecah lamunan wanita berusia 28 tahun tersebut. Elle langsung berdiri tegak dan berjalan ke arah telepon internal kantor. "Se
Baca selengkapnya
Ares adalah....
Elle goyah. Tatapan tajam Lucas benar-benar menyiutkan nyalinya. Lagi, mau tak mau harus mengangguk."Baiklah."Namun, Elle segera menyesali keputusannya itu setibanya di ruangan miliknya.Wanita itu terus mondar-mandir di depan komputer yang menyala. Ia sedang memikirkan bagaimana meninggalkan Ares tanpa pengawasan. Terlebih lagi, jika asmanya sedang kambuh. "Apa yang harus kulakukan?"Elle yakin, Lucas tidak mungkin menghabiskan satu hari saja di Bangkok. Hal ini membuat Elle bertambah cemas.Seketika, Elle menyesal telah mengiyakan begitu saja. Ingin menolak lagi, sudah tidak ada waktu."Ah, Eric?!" Apapun masalahnya, Elle tetap bergantung pada Eric, sahabatnya. Toh, tidak ada lagi yang bisa membantunya.Jadi, Elle segera mengeluarkan ponselnya dan men-dial nomor Eric. Memberitahu maksud dan tujuannya."Berapa hari?" tanya pria itu langsung."Aku tidak tahu dengan pasti. Maka dari itu, aku sangat membutuhkan bantuanmu menjaga Ares. Aku tidak mungkin membawanya ikut.""Baiklah. A
Baca selengkapnya
Doakan saja?
Pukul 15.25 waktu Bangkok, mereka akhirnya tiba di hotel. Mendapatkan kunci kamar, Elle segera berjalan cepat meninggalkan Lucas yang sedang mengobrol dengan sekretarisnya di belakang sana. Sungguh, berlama-lama dengan Lucas sangat tidak baik bagi kesehatan jantungnya.Sampai di kamar, Elle menjatuhkan tubuhnya diatas kasur. Ia benar-benar lelah, kepalanya juga berdenyut sakit akibat jetlag.Namun, baru sepuluh menit ia memejamkan mata, pintu kamarnya terketuk. Elle mendengus sebelum membukakan pintu dan kembali dongkol saat melihat Lucas sudah ada didepannya."Aku akan melangsungkan meeting pada pukul tujuh malam. Aku ingin kau menyiapkan olahan daging Secreto Iberico. Aku ingin membuat kolega bisnisku kali ini terkesan dengan jamuan makan malam.""Secreto Iberico? Tapi, daging itu-""Apa kau ingin aku memotong uang gajimu? Kau selalu membantah ucapanku. Bersikaplah profesional, Ms. Carl."Elle terdiam. Ia tiidak bohong jika aura Lucas saat ini sangat menyeramkan."Ba-baiklah," gu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status