Share

Tragedi Lagi

Jika tak salah perhitungan, tiga jam lagi aku akan sampai di rumah Mama. Rumah terbaik tempatku berlindung dari segala kejahatan. Masjid? Itu bukan rumahku, itu tempat ibadah.

Aku tak bisa tidur. Jujur saja setiap sebentar mataku melihat spion, takut tiba-tiba sosok dengan selendang merah duduk di sampingku dan mai cilukba denganku. Apakah aku bisa menghindar begitu saja? Tak tahu, setidaknya aku mencoba dulu.

“Mbak, kenapa melamun aja dari tadi?” Setelah sekian lama akhirnya supir buka suara juga.

“Takut, Bang.”

“Takut karena sendirian aja di dalam mobil?” Liriknya dari spion.

“Iya.”

Aku bersumpah demi apa pun bukan aku yang menjawab pertanyaan barusan. Melainkan sebuah suara yang amat dingin dan pelan. Aku menoleh ke kiri dan kanan, tidak ada siapa-siapa. Lalu di mana dia?

“Please, tolong jangan ikutin aku. Aku cuman mau tenang,” gumamku perlahan sembari meletakkan kepala di antara dua lutut.

“Mbak, tenang aja. Saya nggak pernah berbuah jahat. Saya cari uang untuk anak istri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status