Share

Ke Rumah Mama

“Sa-sakit.” Aku memegang tangan si selendang marah. Dia tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. Dia suka sekali melihatku menderita.

“Kau pikir kau mampu melawanku. Bodoh!” Dia melepaskan cekikan dan melemparku ke atas ranjang.

Sialan, rasa sakitnya jangan ditanya lagi. Aku diam sejenak, selanjutnya … aku menangis terisak tak tentu arah. Capek rasanya hidup seperti ini. Aku ingin kembali menjadi Indah yang dulu, yang masih hidup bersama dengan lelaki yang aku cintai.

“Jangan coba-coba lari, kau, ya, ke ujung dunia pun aku kejar sampai dapat.” Si selendang merah menginjak bahuku. Tubuhku seperti tertekan dan ingin amblas ke dalam bumi. Lalu dia menghilang ketika pintu kamarku diketuk. Siapa yang datang malam-malam begini?

Aku membuka pintu dan ternyata tukang pizza langganan. Hmm, aroma darahnya sangat wangi. Dilihat dari wajahnya dia anak baik-baik seperti Bang Angga dulu. Boleh ini jadi target berikutnya.

“Makasih, ambil aja kembaliannya.” Aku memberikan uang padanya.

“Tapi ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status