Share

Mencekik Perasaan

Aku dan Awan semakin akrab dan tak ada yang perlu kami sembunyikan. Perlakuanku pada lelaki perlente dengan penampilan rapi itu membuatnya seperti menyandarkan semuanya padaku. Hari ini dia memberikanku salah satu ATM miliknya. Bukan tak mungkin nyawanya akan dia pertarukan untukku.

“Kamu bilang skin caremu habis. Ya udah beli aja terserah mau yang mahal sekalian atau mau perawatan di salon nggak apa-apa. Yang penting kamu tambah cantik,” ucapnya ketika kami janji temu makan siang.

“Aduh, aku nggak enak banget makainya. Lagian besok aku gajian.” Aku kembalikan lagi ATM itu tapi awan menyodorkan kembali padaku.

“Nggak apa-apa. Ucapan terima kasih dari aku karena kamu mau jadi teman curhat,” katanya sambil mengaduk kopi.

“Teman?” tanyaku lagi. Aku harus selalu berusaha agar membuat dia merasa diinginkan.

“Iya, anggap aja begitu, Indah. Mau jadi yang lebih aku nggak bisa kasih kamu apa-apa selain uang.”

“Ya, udah makasih, ya. Nanti selesai pakai aku balikin. Pinnya berapa, kamu lup
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status