Share

Kaki Tangan

“Maksudnya apa, Om?” tanyaku ingin memperjelas semuanya.

“Masih tidak paham juga? Kamu bodoh betulan atau pura-pura bodoh.”

“Jadi kenapa Indah pakai selendang sama baju merah, kenapa?” jeritku lagi tepat di wajah Om Andi.

“Kita sama-sama mencari kesenangan. Om mencari uang dan kamu mencari kepuasan. Jadi impas, ya.” Om Andi memegang tanganku.

Jemari dengan kuku panjang dan kutek berwarna merah darah membuatku terpaku. Kenapa aku bisa berubah seperti ini? Maksudnya apa? Kenapa nggak ada yang bisa menjelaskan? Semua tanya itu hanya terpendam di dalam hati saja.

Pandangan mataku teralihkan pada bagian atap rumah. Di tiang-tiang yang melintang ada Tante Nora duduk di atas sana, bersama dengan wanita yang pernah bangkit dari kubur dan ada di dalam mimpiku.

“Sekarang ini Indah mimpi atau nyata.” Aku melepaskan tangan Om Andi dari tubuhku. Aku sedang tidak ingin bersenang-senang. Rasanya aku ingin segera pulang ke dunia nyata.

“Mimpi dan nyata itu beda tipis. Toh sentuhan Om tetap ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status